Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyu Mati Kembali Terdampar di Pantai Kulon Progo, Jadi Kasus Ketiga Sepanjang Agustus

Kompas.com - 16/08/2019, 12:58 WIB
Dani Julius Zebua,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Penyu ukuran raksasa ditemukan terdampar dalam kondisi mati di pantai Dusun Imorenggo, Desa Karangsewu, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Kamis (15/8/2019) malam.

Penyu mati itu ditemukan oleh para pegiat pelestarian penyu dari Kelompok Konservasi Penyu Abadi Trisik dan beberapa anggota Tim SAR dari Pantai Trisik, yang berjarak 2 kilometer dari pantai di Dusun Imorenggo. 

Saat ditemukan, tubuh penyu raksasa tersebut belum seutuhnya membusuk dan masih memperlihatkan bentuk khasnya.

Dari bentuk karapas dan ukurannya, penyu itu diyakini sebagai jenis Belimbing (Dermochelys coriacea).

Baca juga: Penyu Mati Terdampar Kembali Ditemukan di Pantai Congot Kulon Progo

 

"Penyu jenis belimbing termasuk penyu yang paling langka yang pernah ada," kata Dwi Suryaputra, dari Konservasi Penyu Abadi Trisik, Jumat (16/8/2019).

Melalui sambungan selular, Dwi menceritakan, awalnya tim SAR menerima laporan warga adanya penyu mati di pantai sekitar area pengawasan mereka.

Tim SAR dan pegiat konservasi kemudian mencari lokasi berdasarkan laporan warga dan menemukan penyu itu di pantai Dusun Imorenggo. 

Baik pantai Trisik dan pantai Dusun Imorenggo merupakan kawasan wisata lokal yang dikembangkan desa.

Baca juga: Di Gunung Kidul, Pengunjung Temukan Penyu Mati di Pantai Sepanjang

Penyu raksasa

Namun, Pantai Trisik punya keunikan sendiri lantaran berkembang sebagai tempat pegiat konservasi menyelamatkan telur penyu, menetaskannya dan melepasliarkan kembali penyu itu ke laut.

Dwi menceritakan, malam itu mereka segera mendatangi Imorenggo dan mendapati bangkai penyu itu di sana.

Bentuk dan ukuran membuat dirinya yakin bahwa itu penyu belimbing. Ukuran penyu itu besar dengan bobot kira-kira 2 kuintal.

Dari kepala hingga ekor panjangnya sekitar 2 meter. Lebar karapasnya saja diperkirakan lebih dari 1 meter.

Tubuh penyu memang mengalami kerusakan di beberapa bagian, namun masih bisa dikenali. Pada bagian tempurung sebelah kiri sudah pecah dan diperkirakan organ perut keluar dari sana.

Baca juga: Cuaca Buruk, Ribuan Telur Penyu Langka di Penangkaran Rusak dan Membusuk

Kasus ketiga sepanjang Agustus 2019

Tim SAR pun segera mengubur bangkai itu tak jauh dari tempat ia ditemukan. "Tidak mungkin diangkat. Kita dorong saja sampai masuk liang. Lalu kita kubur," kata Dwi di ujung telepon.

Penyu kali ini merupakan penyu ke-3 yang temukan dengan kondisi serupa dalam 2 minggu belakangan. Satu minggu lalu, 2 penyu mati juga ditemukan di Desa Jangkaran di Kecamatan Temon. Keduanya sudah dikubur tak lama setelah ditemukan.  

Konservasi Penyu Abadi dikembangkan masyarakat pantai Trisik di Dusun Sidorejo yang berlatar belakang nelayan dan petani. Mereka mengharapkan kawasan wisata pantai bisa berdampingan dengan kegiatan pelestarian penyu.

Pasalnya, laut di Selatan pulau Jawa merupakan jalur migrasi penyu. Tidak heran, kawasan pantai Kulon Progo kerap menjadi lokasi penyu membangun sarang.

Baca juga: Kisah Rujito, Dulu Buru dan Sembelih Penyu Kini Jadi Penyelamat

 

Penyu Lekang dan Penyu Hijau yang kerap mendarat di pantai Trisik. Dwi menceritakan, sangat jarang ditemukan adanya penyu Belimbing di Trisik.

“Sudah sangat lama, jauh sebelum berdiri konservasi, pernah satu kali itu penemuan penyu Belimbing, juga dalam kondisi mati,” kata Dwi.

Dwi mengatakan, kelompoknya berupaya menyelamatkan telur itu dari perburuan yang masih berlangsung. Mereka menetaskannya di kawasan konservasi.

"Dari 11 sarang sudah separuh yang menetas dan kembali ke laut," kata dia. 

Baca juga: Polisi Gagalkan Penjualan 148 Penyu yang Akan Digunakan untuk Kegiatan Keagamaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com