Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Makna Pepatah Melayu di Akhir Pidato Kenegaraan Jokowi

Kompas.com - 16/08/2019, 12:39 WIB
Idon Tanjung,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato tahunan di depan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Jumat (16/8/2019) pagi.

Pidato tahunan dibacakan Jokowi sehari menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 RI.

Di akhir pidatonya, Jokowi menyampaikan sebuah pepatah Melayu:

"Kiambang-kiambang yang bertaut kembali, setelah biduk pembelah berlalu". Lalu apa artinya?

Baca juga: Prabowo Tak Hadiri Sidang Tahunan MPR, Ini Kata Gerindra

Menurut budayawan Riau, Taufik Ikram Jamil, pepatah itu maksudnya adalah sesuatu yang tadinya terpisah, tapi bisa bersatu kembali.

"Kalau yang namanya Kiambang itu biasanya kan menutup sungai. Jadi dia kadang menghalangi jalan. Tapi kalau biduk lewat maka Kiambang akan terpisah. Setelah terpisah, Kiambang bertaut lagi. Maksudnya sesuatu yang tadinya barang kali terpisah, itu kan bisa disatukan lagi," kata Taufik saat dihubungi Kompas.com, Jumat.

Sastrawan asal Bengkalis ini menilai pepatah Melayu yang disampaikan Jokowi, masih ada kaitannya dengan pilpres yang sudah berlalu.

"Rasanya iya, berkaitan, tapi kan itu sudah berlalu. Jadi sekarang harus bersatu kembali membangun negeri ini," ujar Taufik yang juga mantan wartawan Harian Kompas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com