Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Asraf, Anak Yatim yang Jadi Paskibraka Nasional, Pinjam Sepatu Robek Saat Seleksi

Kompas.com - 16/08/2019, 06:37 WIB
Idon Tanjung,
Khairina

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com — Muhamat Asraf adalah salah satu Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang mewakili Provinsi Riau di tingkat nasional.

Asraf akan menjadi salah satu pengibar sang Merah Putih pada Upacara Hari Ulang Tahun ke-74 Republik Indonesia (HUT RI) di Istana Negara pada Sabtu (17/8/2019).

Tapi, perlu diketahui seperti apa perjuangan Asraf hingga menjadi Paskibraka nasional.

Muhamat Asraf adalah seorang anak yatim.

Baca juga: Kisah Rusli Sosal, Dulu Buruh Bangunan dan Pedagang Asongan, Kini Jadi Anggota Dewan

Dia tinggal bersama ibunya di Desa Bina Baru, Kecamatan Kampar Kiri Tengah, Kabupaten Kampar.

Bocah kelahiran tahun 2002 itu anak bungsu dari tiga bersaudara. Saat ini ia duduk di bangku kelas II  SMAN 1 Kampar Kiri Tengah.

Ibu Asraf bernama Atik mengaku tidak menyangka anaknya bisa lolos menjadi Paskibraka nasional. Saat ini anaknya sudah berada di Jakarta.

"Alhamdulillah, saya bangga sekali. Sungguh saya tidak menyangka Asraf bisa lolos ke tingkat pusat," ucap Atik saat diwawancarai wartawan di rumahnya, Desa Bina Baru, Rabu (14/8/2019).

Atik yang bekerja serabutan ini mengaku mendukung penuh anaknya untuk ikut Paskibraka, mulai dari seleksi dari tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga nasional.

"Saya bilang ke dia, kalau memang mau jadi anggota Paskibraka, berlatihlah dengan tekun dan sungguh-sungguh," kata Atik.

Pinjam sepatu robek

Asraf sempat merasa minder dan sedih karena tidak memiliki sepatu untuk mengikuti seleksi Paskibraka tingkat nasional. Tapi, orangtuanya tidak punya uang untuk membeli sepatu tersebut.

Ibunya tidak menyerah. Atik meminjam sepatu tetangganya yang sudah robek agar anaknya bisa ikut seleksi.

"Dia sempat malu sama kawan-kawannya. Jadi saya pinjam sepatu tetangga," kata Atik.

Baca juga: Kisah Penyintas KDRT: Mereka yang Terhempas dan Bangkit

Ia menceritakan, awalnya Asraf mengikuti seleksi Paskibraka di sekolah. Setelah pulang latihan, Asraf muntah-muntah.

"Saat itu dia muntah sampai di rumah. Dia bilang tadi ikut Paskibraka," kata Atik.

Dikatakan Atik, anak bungsu yang memiliki tinggi badan 170 cm ini bercita-cita ingin menjadi polisi.

Asraf adalah sosok yang pendiam dan hobi mencari ikan di sungai dan berolahraga main bola voli. Bahkan, Atik tak menyangka Asraf menekuni Paskibraka.

"Karena dia sering melihat upacara bendera 17-an di televisi, Asraf tertarik menjadi salah satu pasukan Paskibraka. Ternyata ia tekuni," ujar Atik.

Sejak itu, Asraf sering mengikuti kegiatan Paskibraka di sekolah hingga akhirnya menjadi Paskibraka nasional.

"Kami sangat bersyukur dan tim seleksi profesional. Kali ini mungkin baru anak jelata bisa masuk (Paskibraka) tingkat nasional," ujar Atik.

Tidak punya biaya

Atik mengaku tidak ada biaya untuk anaknya yang mengikuti seleksi Paskibraka. Saat seleksi, Asraf sering tidak dibekali dengan uang.

"Saya tidak punya uang. Saya hanya kerja serabutan di kebun sawit dan karet orang lain. Kadang satu hari dapat gaji Rp 75.000. Itu pun enggak tiap hari," kata Atik.

Atik dan anak-anaknya tinggal di sebuah rumah bantuan Pemerintah Kabupaten Kampar.

Rumah itu dibangun di atas tanah milik saudaranya.

Baca juga: 5 Kisah Anggota Paskibraka, Diganti Anak Pejabat hingga 18 Hari Menghilang

Sebelumnya, dia tinggal di sebuah rumah dari kayu yang dipinjamkan oleh kakak ibunya.

"Dulu kami tinggal di rumah kayu punya kakak ibu. Tapi sekarang alhamdulillah dapat bantuan bedah rumah dari pemerintah," kata Atik.

Meski sudah tak punya suami, Atik mengaku tetap semangat menyekolahkan anaknya. Asraf salah satunya.

Perjuangan Atik menyekolahkan Asraf membuahkan hasil. Apalagi, Asraf seorang anak yang rajin dan tekun belajar.

"Ashraf ini anak yatim dari lahir. Dia anak yang rajin dan tekun belajar. Saya selalu berdoa yang terbaik buat dia dan anak-anak saya yang lain," ucap Atik.

Pada saat mengikuti latihan dan seleksi, menurut dia, Asraf jarang sekali membawa uang. Tapi, Atik selalu memberikan semangat dan motivasi.

Kini, anak kesayangannya itu sukses menjadi salah satu pasukan pengibar sang Merah Putih di Istana Negara.

"Saya sangat bangga sama Asraf," ungkapnya.

Karena sudah jarang bertemu, Atik mengaku sangat rindu Asraf.

"Saya kangen sekali sama dia. Dia enggak pegang HP jadi enggak bisa dihubungi. Saya harap Asraf sukses saat pengibaran bendera nanti," ujar Atik.

Untuk diketahui, dua orang Paskibraka nasional perwakilan Riau yakni Muhamat Asraf dan Tri Setya Negara Putri, siswi SMA 1 Rengat di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com