Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sebut Ada Potensi Kampus di Maluku Disusupi Paham Radikalisme

Kompas.com - 15/08/2019, 22:15 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Khairina

Tim Redaksi

 AMBON,KOMPAS.com-Kepolisian Daerah Maluku sejauh ini terus mengawasi potensi masuknya paham dan ajaran radikalisme di dunia kampus di Maluku.

Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol Muhamad Roem Ohoirat mengatakan, paham radikalisme bisa tumbuh berkembang di semua tempat termasuk juga di lembaga perguruan tinggi di Maluku, karena itu perlu diantisipasi.

“Kita tetap antisipasi saja, cuma di mana tempat bisa saja terjadi,”kata Roem kepada Kompas.com, Kamis (15/8/2019).

Baca juga: Surya Paloh: Radikalisme Ada di Mana-mana, Jangan Bilang Tak Ada

Meski tidak menyebut dengan jelas kampus-kampus mana saja di Maluku yang berpotensi terpapar paham radikalisme, namun Roem mengaku dari hasil pemetaan ada kampus yang berpotensi dimasuki paham radikalisme.

“Pasti, pasti ada itu tapi belum sampai ke tingkat yang membahayakan,”katanya.

Dia mengaku Maluku yang pernah dilanda konflik berkepanjangan memungkinkan adanya potensi paham radikalisme untuk tumbuh dan berkembang di daerah itu termasuk juga hingga ke kampus-kampus.

“Karena kita punya daerah ini kan sejarah konfliknya cukup panjang jadi dimana tempat bisa saja terjadi, tapi selama ini kan Ambon tenang saja kan,” katanya.

Baca juga: Menhan Minta Waspadai Radikalisme di Lingkungan Pendidikan

Kekhawatiran adanya potensi paham radikalisme masuk ke dunia kampus sebelumnya juga telah disampaikan oleh Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon Dr Saidin Ernas.

Saat itu, ia berbicara dalam acara seminar bertema “Data dan Pendekatan Dalam Penanganan dan Pencegahan Aksi Radikalisme dan Terorisme di Maluku yang berlangsung di Ambon pada Kamis (8/8/2019) pekan lalu.

Menurut Saidin  para pemimpin lembaga perguruan tinggi di Maluku agar dapat mengantisipasi masuknya paham radikalisme di dunia kampus.

Untuk mencegah hal tersebut, Saidin meminta agar ada sistem peringatan dini untuk menangkal paham radikalisme dan terorisme yang dinilainya mulai merebak di kampus-kampus saat ini.

Menurutnya, untuk daerah lain, hal itu mungkin telah menjadi hal biasa. Namun, untuk di Maluku khususnya Kota Ambon perlu ada sistem peringatan dini untuk memastikan kampus dan perguruan tinggi di Maluku terbebas dari paham radikalisme.

Saidin menyebut berbagai data yang ada menunjukkan bahwa Maluku selama ini menjadi salah satu titik aksi kekerasan di Indonesia, lantaran pengalaman konflik kemanusiaan yang pernah terjadi pada Tahun 1999.

Namun, kata dia, berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) potensi berkembangnya paham radikalisme di Maluku memperlihatkan perkembangan yang menguatirkan. 

Akan tetapi, menurutnya hal ini perlu terus diwaspadai mengingat perkembangan paham radikalisme selalu tumbuh dari fenomena yang kecil berkembang menjadi luas. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com