Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov Kalteng Berencana Patenkan Kayu Bajakah Penyembuh Kanker

Kompas.com - 15/08/2019, 11:48 WIB
Kurnia Tarigan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALANGKARAYA, KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) berencana untuk mematenkan kayu bajakah yang saat ini mencuri perhatian banyak kalangan lantaran memiliki antioksidan tinggi yang bisa menjadi penyembuh kanker. 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah dr Suyuti Syamsul mengatakan hal itu di sela kegiatan yang berlangsung di rumah jabatan Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, Rabu (14/8/2019) malam. 

“Pemerintah Provinsi (Kalteng) akan mematenkan kayu bajakah yang mengandung antioksidan yang sangat tinggi tersebut,"  kata dr Suyuti. 

Menurut dia, upaya mematenkan kayu bajakah ini untuk menjaga kelestarian habitat kayu bajakah agar tidak dieksploitasi secara berlebihan untuk kepentingan komersil.

Baca juga: 5 Fakta Keluarga yang Pertama Kali Buktikan Khasiat Kayu Bajakah, Sembuhkan Kanker hingga Sempat Ditolak

Selain itu, juga untuk memberikan apresiasi kepada prestasi tiga siswa SMA 2 Palangkaraya yang menemukan kayu bajakah sebagai obat kanker.

dr Suyuti mengatakan, Pemprov Kalteng mengapresiasi penelitian yang dilakukan oleh tiga siswa tersebut. Penelitian ketiganya membuktikan kayu bajakah kaya akan antioksidan. 

Namun, untuk mengatakan jika kayu bajakah adalah obat kanker, menurut dia masih terlalu dini. Sebab masih memerlukan penelitian lanjutan. 

“Apalagi media uji coba baru dilakukan pada mencit, sehingga ada tahapan panjang yang harus dijalani oleh ketiga siswa, yang tentunya juga membutuhkan waktu yang cukup panjang,” kata dr Suyuti. 

Baca juga: Konsumsi Rebusan Kayu Bajakah, Nenek Ini Sembuh dari Kanker Payudara Stadium 4

Seperti diketahui, tiga siswa SMA 2 Palangkaraya meraih medali emas pada ajang Youth National Science Fair 2019 yang dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Penelitian mereka soal kayu bajakah sebagai obat kanker. 

Dengan prestasi itu, ketiganya menjadi wakil dalam ajang World Invention Olympic (WICO) di Seoul, Korea Selatan dan kembali berhasil meraih medali emas. 

Inspirasi dari cerita nenek yang sembuh dari kanker

Yazid merupakan salah satu dari tiga siswa peneliti kayu bajakah tersebut. ide awalnya adalah kasus neneknya yang sembuh dari kanker payudara cukup parah hingga stasium 4, namun sembuh setelah minum air rebusan kayu bajakah.

Yazid sendiri kemudian mendapatkan izin dari orangtua dan keluarga Yazid untuk meneliti kayu bajakah.

Cerita mengenai nenek Yazid diungkapkan oleh ayah Yazid, yakni Daldin, kepada Kompas TV dan Kompas.com saat wawancara secara eksklusif di kediamannya, Sabtu (10/8/2019).

Dia berkisah, saat itu kondisi nenek Yazid saat itu sangat mengkhawatirkan, seakan tidak ada harapan bagi keluarga. Kanker yang diderita sang nenek sudah sangat parah hingga mengeluarkan nanah.

Baca juga: Fakta di Balik Khasiat Kayu Bajakah Sembuhkan Kanker, Hidup di Hutan hingga Dianggap Tanaman Mistis

“Sekitar 40 tahun lalu, saya tidak ingat persisnya kapan, ibu saya menderita kanker payudara dan kondisi itu berjalan selama 10 tahun, bahkan sempat divonis kanker stadium 4,” kata Daldin.

Namun nenek Yazid ini tidak mau menjalani operasi, alasannya takut dan tidak ada biaya. Keluarga kemudian memutuskan untuk kembali ke Kuala Kurun, Gunung Mas, Kalimantan Tengah.

Ayah Yazid kemudian mencoba mencari pengobatan alternatif. Dia kemudian menemukan tanaman kayu bajakah itu di tengah hutan.

Kayu bajakah itu dibawa pulang dan direbus lalu diberikan kepada nenek Yazid, sebagai pengganti air putih yang selalu dikonsumsinya.

Dalam waktu satu bulan, kondisi nenek Yazid membaik. ketika kembali diperiksakan ke dokter, kanker nenek Yazid sudah sembuh.

Baca juga: Menyingkap Khasiat Kayu Bajakah, Tanaman Langka dari Belantara Hutan hingga Penyembuh Kanker

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com