Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Keindahan Burung Migran Saat Mengunjungi Danau Limboto

Kompas.com - 15/08/2019, 11:34 WIB
Rosyid A Azhar ,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Burung-burung pengelana dunia sudah mulai terlihat di kawasan tepi Danau Limboto, Provinsi Gorontalo.

Burung-burung ini bukanlah burung yang menetap di Gorontalo. Mereka datang dari kawasan belahan bumi lain.

Mereka melakukan siklus tahunannya mengelilingi kawasan jalur terbang Asia Timur-Australasia.

“Mulanya burung gagang bayam yang berdatangan, mereka terbang berkelompok. Padahal sudah berbulan-bulan burung ini tidak terlihat ada di Danau Limboto,” kata Ririn Hasan, warga Limboto, salah satu penyuka burung, Kamis (15/8/2019).

Baca juga: 500 Burung Kacer Diselundupkan di Dalam Bakul, Sebagian Mati karena Stres

Gagang bayam (Himatopus leucochepalus) yang bulunya berwarna putih dengan sayap dan bagian leher belakang berwarna hitam terlihat menyolok.

Gerombolan burung ini sibuk memakan hewan tak bertulang belakang yang mungil di tepi danau yang berlumpur.

Kakinya kecil panjang berwarna merah muda menjelajah bagian-bagian pinggir danau yang ditumbuhi eceng gondok.

Jenis lain mulai terlihat adalah trinil kaki hijau (Tringa nebularia). Meskipun terlihat tidak banyak, namun jenis ini terdeteksi berada di Danau Limboto sejak Juli lalu.

Trinil kaki hijau merupakan burung yang berbiak di Eurasia utara, yang pada saat masuk musim dingin, mereka mengembara ke arah bumi bagain selatan di Indonesia, Australia hingga Selandia Baru.

“Kami menemukan sejumlah trinil kaki hijau yang sedang mencari makan bersama kelompok gagang bayam,” ujar Danny Albert Rogi, penggiat lingkungan dari Perkumpulan Biodiversitas Gorontalo (Biota).

Sementara, fotografer Gorontalo, Ronald Abbas, yang secara khusus memotret burung di Danau Limboto juga menemukan jenis kedidi leher merah (Calidris ruficollis).

Burung ini terlihat kecil. Bahkan 1-2 ekor yang sedang mencari makan nyaris tidak terlihat, karena ukurannya yang mungil, sekitar15 sentimeter.

Baca juga: Senilai Rumah Rp 1 Miliar, Apa Istimewanya Jayabaya Si Burung Merpati?

Menanggapi kedatangan-burung migran ini, Ferry Hasudungan peneliti keanekaragaman burung Indonesia mengatakan, tidak semua burung migran yang ada di Danau Limboto saat ini berasal langsung dari lokasi berkembang biaknya.

Dua kedidi leher merah ini menunjukkan bulu tidak berkembang biak, salah satunya bahkan masih terlihat remaja (juvenile) yang ditunjukkan dari bulu-bulunya yang lebih besar.

“Saya melihatnya ini individu tahun pertama, terutama yang sisi kiri. Kalau individu tahun pertama, biasanya tidak dari tempat berbiaknya, burung ini masih tinggal di tujuan migrasinya,” kata Ferry.

Burung kedidi leher merah remaja ini kemungkinan menetas tahun lalu di daerah berkembang biaknya, kemudian terbang bermigrasi ke arah bumi bagian selatan untuk menghindari musim dingin yang mengurangi sumber makanan.

Dari mulai perjalanan panjang awal, burung ini belum kembali lagi ke daerah berkembang biaknya.

“Belum balik lagi karena belum siap berbiak, ada yang menyebutkan bahwa secara hormonal mereka belum dituntun untuk kembali ke areal berbiaknya,” papar Ferry Hasudungan.

Hal lain yang menandakan burung-burung migran datang dari kawasan berkembang biaknya adalah masih adanya bulu berbiak. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com