Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Tanaman Bajakah, dari Pedalaman Kalimantan hingga Diklaim Sembuhkan Kanker

Kompas.com - 14/08/2019, 18:30 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Uji klinis fase ini dilakukan untuk satu atau dua tipe kanker, terkadang bisa lebih.

Tujuan dari fase ini yaitu menemukan efek samping dan keefektifan terapi bekerja.

  • Fase 3

Fase ini melibatkan ratusan hingga ribuan orang, di mana hanya ada satu tipe kanker, atau bisa lebih.

Tujuannya, membandingkan terapi terbaru dengan terapi standar yang biasanya dilakukan.

  • Fase 4

Partisipan pada fase ini berukuran medium atau besar, dengan satu tipe kanker atau bisa lebih.

Fase empat mempunyai tujuan untuk manfaat jangka panjang dan efek samping dari terapi yang baru.

Warisan Nenek Moyang

Untuk diketahui, tanaman bajakah telah lama digunakan secara turun-temurun oleh nenek moyang suku Dayak sebagai penyembuh kanker.

Hasil laboratorium dari penelitian para siswa ini pun menunjukkan terdapat 40 macam zat penyembuh kanker, seperti saponin, steroid, fenolik, terpenoid, tannin, alkonoid, dan terpenoid.

Peneliti dari Universitas Lampung Mangkurat Eko Suhartanto menyampaikan, tanaman ini mengandung senyawa anti kanker, fitokimia.

"Ada tannin, ada flavonoid dan senyawa sehat fitokomia lain seperti steroid dan sejenisnya," ujar Eko.

Baca juga: Diklaim Ampuh Sembuhkan Kanker, Apa Kandungan Tanaman Bajakah?

Disebutkan, tanaman ini tumbuh dalam jumlah terbatas dan kemungkinan tak dapat dibudidayakan karena kandungannya akan berbeda dengan tanaman yang tumbuh di habitat asli.

Pengolahan Tanaman Bajakah

Tumbuh di lahan gambut dan memiliki bentuk batang bersulur, tanaman ini tumbuh merambat bahkan di ketinggian 5 meter ke puncak pohon lain yang dirambatinya, walau batangnya cukup kuat dan besar.

Tanaman bajakah hidup di tempat yang sinar matahari tak banyak masuk karena tertutup rimbunnya hutan.

Pengolahan tanaman bajakah menjadi obat kanker dilakukan lewat pengeringan dengan bantuan sinar matahari.

Tanaman yang sudah mengering ini dicacah, lalu ditumbuk menjadi bubuk dan direbus.

Satu gram bubuk bajakah direbus selama 30 menit dan air rebusan tersebut diminum sebagai pengganti air minum setiap harinya.

Rebusan air memiliki warna seperti teh dengan rasa hambar.

Sumber: Kompas.com (Ellywon Pranita/Ariska Puspita A/Andi Muhammad H)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com