Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hadir ke Ruang Sidang, Dua Saksi Kunci Prada DP Hilang Tanpa Jejak

Kompas.com - 13/08/2019, 19:20 WIB
Aji YK Putra,
Khairina

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com- Oditur tak bisa menghadirkan dua saksi kunci kasus pembunuhan serta mutilasi yang menjerat Prada DP di Pengadilan Militer I-04 Palembang, lantaran sampai saat ini kedua saksi itu tak diketahui keberadaannya.

Kedua saksi yang hilang tersebut adalah Dodi Karnadi (36) paman Prada DP dan Muhammad Hasanudin, teman dari Dodi.

Dodi diketahui adalah orang pertama yang mengetahui Prada DP memutilasi dan membunuh Fera Oktaria (21).

Sementara, Hasanudin yang membawa terdakwa ke salah satu pondok pesantren di Serang Banten.

Baca juga: Ahli Nyatakan Prada DP Pemutilasi Pacarnya Tak Alami Gangguan Kejiwaan

Oditur CHK Mayor D Butar Butar dalam sidang mengatakan, mereka telah empat kali melayangkan surat panggilan kepada kedua saksi untuk hadir di persidangan.

Namun, sampai sekarang tak ada jawaban dari kedua saksi tersebut.

"Berdasarkan dari keterangan perangkat desa setempat, kedua saksi ini sudah hilang tak tahu di mana sejak satu bulan lalu,"kata Mayor CHK D Butar Butar kepada ketua hakim Letkol CHK Khazim, Selasa (13/8/2019).

Setelah mendengar penjelasan tersebut, hakim ketua meminta pendapat dari penasehat hukum terdakwa.

"Apakah dibacakan saja hasil pemeriksaan saksi dipenyidik karena tidak bisa dihadirkan?" tanya hakim ketua.

"Siap, dibacakan saja Yang Mulia,"ucap kuasa hukum Prada DP.

Baca juga: Dokter Forensik Sebut Ada Tanda Kekerasan di Alat Vital Kekasih Prada DP

Mayor CHK D Butar Butar menyebutkan, Dodi diperiksa penyidik pada Kamis 20 Juni 2019.

Dalam pemeriksaan itu, ia mengaku telah mengetahui Prada DP membunuh Fera pada Rabu 8 Mei 2019.

Saat itu, Prada DP datang ke rumahnya di Kabupaten Musi Banyuasin dengan mengendarai sepeda motor korban.

"Aku lari dari tempat pendidikan, jangan kasih tahu Ibu,"ucap Oditur menirukan perkataan Prada DP yang disampaikan oleh Dodi.

Setelah mengaku kabur, dengan tegas Prada DP menyebutkan jika ia telah membunuh seseorang.

Ucapan itu membuat Dodi terkejut, terlebih lagi ia mengetahui jika korban adalah Fera yang tak lain adalah kekasih keponakannya tersebut.

Dodi pun sempat diminta oleh Prada DP untuk menyiapkan kapak, parang dan gergaji lantaran ia hendak menghilangkan jejak dengan memutilasi jenazah Fera.

Namun, permintaan itu ditolak oleh Dodi. Terdakwa lalu memberikan sejumlah uang kepada saksi untuk membeli kantong plastik besar bewarna putih yang akan digunakan sebagai tempat potongan tubuh Fera nanti.

Ia lalu pergi dan membeli plastik tersebut dan Prada DP akhirnya kembali ke penginapan Sahabat Mulya.

Sesampainya di penginapan, Prada DP kembali menghubungi Dodi untuk menanyakan tempat pembuangan potongan tubuh Fera jika telah dimutilasi.

"Saksi menolak untuk membantu terdakwa mencari tempat tersebut,"kata Oditur.

Baca juga: Identitas Prada DP Terungkap karena Paling Cocok dengan Sidik Jari dari Data E-KTP

Dodi akhirnya menghubungi saksi Imam untuk mencari solusi masalah yang menimpa Prada DP.

Imam menyarankan agar jenazah tersebut dibakar, sehingga terdakwa pun membuat rencana tersebut, namun akhirnya gagal.

"Kemudian saksi membawa motor korban untuk diserahkan kepada Imam. Imam lalu menjual motor tersebut untuk ongkos pelarian,"ujarnya.

Bersama Imam, Prada DP menemui saksi Muhammad Hasanudin di kediamannya. Saat itu, Imam mengaku jika Prada DP ada masalah keluarga dan hendak belajar mengaji.

"Saksi Hasanudin menyarankan agar terdakwa belajar di pesantren di Banten. Keduanya lalu berangkat. Hasanudin baru mengetahui jika terdakwa bermasalah ketika berada di sana,"ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com