Ucapan itu membuat Dodi terkejut, terlebih lagi ia mengetahui jika korban adalah Fera yang tak lain adalah kekasih keponakannya tersebut.
Dodi pun sempat diminta oleh Prada DP untuk menyiapkan kapak, parang dan gergaji lantaran ia hendak menghilangkan jejak dengan memutilasi jenazah Fera.
Namun, permintaan itu ditolak oleh Dodi. Terdakwa lalu memberikan sejumlah uang kepada saksi untuk membeli kantong plastik besar bewarna putih yang akan digunakan sebagai tempat potongan tubuh Fera nanti.
Ia lalu pergi dan membeli plastik tersebut dan Prada DP akhirnya kembali ke penginapan Sahabat Mulya.
Sesampainya di penginapan, Prada DP kembali menghubungi Dodi untuk menanyakan tempat pembuangan potongan tubuh Fera jika telah dimutilasi.
"Saksi menolak untuk membantu terdakwa mencari tempat tersebut,"kata Oditur.
Baca juga: Identitas Prada DP Terungkap karena Paling Cocok dengan Sidik Jari dari Data E-KTP
Dodi akhirnya menghubungi saksi Imam untuk mencari solusi masalah yang menimpa Prada DP.
Imam menyarankan agar jenazah tersebut dibakar, sehingga terdakwa pun membuat rencana tersebut, namun akhirnya gagal.
"Kemudian saksi membawa motor korban untuk diserahkan kepada Imam. Imam lalu menjual motor tersebut untuk ongkos pelarian,"ujarnya.
Bersama Imam, Prada DP menemui saksi Muhammad Hasanudin di kediamannya. Saat itu, Imam mengaku jika Prada DP ada masalah keluarga dan hendak belajar mengaji.
"Saksi Hasanudin menyarankan agar terdakwa belajar di pesantren di Banten. Keduanya lalu berangkat. Hasanudin baru mengetahui jika terdakwa bermasalah ketika berada di sana,"ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.