Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemarau Panjang Picu Kenaikan Harga Cabai hingga Dua Kali Lipat

Kompas.com - 13/08/2019, 12:24 WIB
Junaedi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Harga cabai di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, melonjak dua kali lipat dalam dua bulan terakhir. Harga cabai keriting dan rawit berkisar antara Rp 70.000-Rp 85.000 per kilogram (kg). 

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi UKM Agusniah Hasan Sulur mengatakan, kenaikan harga cabai terjadi tiga minggu lalu.

Faktor ini diakibatkan karena musim kemarau yang panjang, sehingga banyak sentra produksi cabai yang gagal panen, sehingga memicu stok terbatas.

"Jadi harga dari minggu lalu tetap sama Rp 80.000-Rp 85.000 per kilogram di pasaran. Dengan ini kami terus memantau harga di pasaran," katanya, Selasa (13/8/2019).

Agusniah menjelaskan, komoditi yang mengalami kenaikan memang hanya cabai, sementara harga komoditas lainnya masih relatif stabil.

Baca juga: Di Cianjur, Harga Cabai Meroket hingga Rp 120.000

Untuk mengatasi kenaikan harga cabai, Disperindagkop bersama Dinas Pertanian Polewali Mandar akan melakukan kunjungan ke pasar-pasar dan menggelar pasar murah.

Hal itu untuk menstabilkan harga cabai di pasaran.

Stok terbatas

Pantauan Kompas.com di Pasar Sentral Pekkabata, Senin (12/8/2019), harga cabai keriting dan rawit berkisar antara Rp 70.000-Rp 85.000 per kg. 

Sementara komoditi lainnya masih relatif stabil. Seperti tomat dijual dengan harga Rp 5.000 per kilogram, bawang merah Rp 28.000 per kilogram, bawang putih Rp 32.000 per kilogram, kentang Rp 16.000 per kilogram, dan wortel Rp 10.000 per kilogram. 

Baca juga: Harga Cabai Diprediksi Tetap Tinggi hingga Idul Adha Mendatang

Salah satu pedagang bernama Ridwan mengatakan jika kenaikan harga semua jenis cabai di pasaran karena stoknya kurang sejak beberapa pekan terakhir.

Hal ini akibat kurangnya pasokan dari distributor, sementara permintaan cabai termasuk menjelang lebaran Idul Adha lalu meningkat.

"Memang mahal kami ambilkan dari distributor-nya pak. Apalagi ini mau Lebaran banyak permintaan," katanya.

Batasi pembelian

Meski kenaikan harga cabai dikeluhkan, namun para ibu-ibu tetap membelinya.

Mereka mengaku sudah terbiasa menyedikaan lauk pauk dengan cabai. Namun mereka mengurangi porsi pembelian, hanya untuk kebutuhan beberapa hari ke depan saja.  

Seorang ibu rumah tangga yang berbelanja di Pasar Sentral Pekkabata, Nur Sukaesih mengatakan, ia membatasi belanjaannya karena mahalnya harga bumbu dapur.

Meski harganya naik namun Nur mengaku tetap membeli cabai karena ia sudah terbiasa makan dengan cabai.

"Mau tidak mau terpaksa kita beli, karena mau dipakai Lebaran. Tapi saya kurangi. Sedikit saja saya beli," ujar Nur Sukaesih yang mengaku warga Takatidung ini. 

Baca juga: Dampak Kemarau, Harga Cabai di Tasikmalaya Naik 300 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com