CIANJUR, KOMPAS.com – Gempa Banten bermagnitudo 6,9 beberapa waktu lalu menyebabkan puluhan murid Sekolah Dasar Negeri Jayamekar di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat tak lagi bisa belajar di dalam kelas.
Langit-langit kelas mereka rusak parah dan atap bangunan nyaris ambruk sehingga pihak sekolah terpaksa menopangnya dengan sebilah bambu.
Saat ini sebanyak 74 murid SDN Jayamekar yang berlokasi di Kampung Bantaka RT 004/003, Desa Muaracikadu, Kecamatan Sindangbarang, Cianjur, itu belajar di lantai di teras sekolah secara bergiliran.
Baca juga: Hingga Hari Minggu Ini, 471 Rumah Rusak akibat Terdampak Gempa Banten
Pihak sekolah mengaku tak berani menggunakan ruang kelas lagi karena takut ambruk dan mencelakai para murid.
Salah seorang guru SDN Jayamekar Dodi Riyana menuturkan, kondisi bangunan sekolahnya itu sebenarnya sudah lama rusak dan sangat tidak layak dijadikan tempat untuk kegiatan belajar mengajar.
“Ditambah kemarin ada gempa, jadinya semakin rusak. Dari enam lokal yang ada tinggal dua yang sebelumnya masih bisa dipakai, satu untuk ruang guru dan kepala, satunya lagi untuk ruang kelas. Tapi sekarang mau rubuh ditopang dengan bambu, jadi siswa terpaksa belajar di teras,” tutur Dodi saat dihubungi Kompas.com, Senin (12/8/2019).
Bahkan akibat kondisi sekolahnya itu, satu persatu muridnya memilih pindah ke sekolah lain kendati lokasinya jauh karena harus menyeberang sungai.
Saat ini sudah tujuh murid yang pindah ke sekolah lain.
“Saat ini sekolah kami nyaris tidak punya ruang kelas lagi untuk belajar. Proses belajar mengajar terganggu, semangat belajar murid juga terganggu,” katanya.
Baca juga: 33 Rumah dan 1 Tempat Ibadah di Cianjur Rusak akibat Gempa Banten
Pihak sekolah sudah lama mengajukan permohonan bantuan perbaikan dan pembangunan ruang kelas ke dinas terkait, baik ke koordinator pendidikan setempat maupun Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur.
Namun, sampai sekarang belum ada respons.
Salah satu anggota komite SDN Jayamekar, Hasan sangat menyayangkan kondisi sekolah yang sangat tidak layak tersebut.
Pasalnya, bagi masyarakat setempat sekolah tersebut menjadi tempat belajar satu-satunya yang paling dekat dan mudah diakses.
“Kondisi seperti ini (rusak) sudah lama. Namun, tak pernah ada upaya perbaikan dari pihak terkait,” sebutnya.
Jika dibiarkan seperti sekarang ini bukan tak mungkin sekolah yang didirikan sebagai SD Inpres pada 1981 itu bisa bubar.
“Kasihan murid-murid juga gurunya, kegiatan belajar jadi tidak optimal. Mohon perhatian pemerintah dan dinas terkait karena kondisinya sudah sangat mendesak (diperbaiki),” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.