Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lakukan Penggemukan Sapi Bali, Pria Ini Sukses Makmurkan Peternak di Desanya

Kompas.com - 12/08/2019, 13:53 WIB
Rachmawati

Editor

"Di sini semua sapi Bali, karena ada program pemurnian sapi Bali," katanya.

Alasan lainnya, sapi Bali lebih mudah perawatannya, mudah berdapatasi dengan lingkungan, daging lebih banyak, dan harga terjangkau.

"Sapi Bali rumput apa saja mau, yang agak keringpun mau. Dia tahan nyamuk, tidak rewel perawatannya, mudah beradaptasi dengan lingkungan, harga terjangkau, tulang kecil tapi daging banyak," katanya.

Baca juga: Peternak Bebek di Jombang Cabuli Guru Les Privat Adiknya

Ia juga mengaku tidak memberi ampas tahu ataupun limbah sawit untuk sapi-sapinya.

"Sapinya lebih suka makan rumput." Begitu dia beralasan, meskipun ia mengakui bahwa limbah sawit bagus untuk penggemukan sapi.

Kelompok ternak binaan Umar pernah dinyatakan sebagai peternak berhasil dan mendapatkan bantuan alat angkut dari pemerintah.

Ia juga mengaku, kehidupan petani peternak di desanya saat ini semakin membaik.

"Dulu kandang ini penuh," kata Umar.

Namun karena musim kering berkepanjangan, ia kewalahan untuk mendapatkan rumput segar sehingga membagi-bagikan sapi di kandangnya untuk dirawat peternak lain, agar pasok makanan bagi ternaknya lebih terjamin.

Baca juga: Harga Ayam Kini Rp 19.000 Per Ekor, Peternak Bisa Bernafas Lega

Umar mengaku terbuka menerima pihak manapun yang ingin berinvestasi dalam penggemukan sapi dengan skema bagi hasil 60:40 seperti yang sudah dijalankan saat ini.

Ia menyarankan agar bakalan sapi dibeli sekitar bulan Rajab sehingga siap dipotong pada saat Hari Raya Idul Adha.

Ternak sapi dan kambing pada saat Hari Raya Idul Adha biasanya dijual dengan harga cukup tinggi karena tingginya permintaan.

"Bagi saya yang penting adalah kepercayaan, karena itu adalah modal paling mahal," kata Umar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com