MAUMERE, KOMPAS.com - Anastasia (50), seorang mama asal Dusun Gedo, Desa Wolo Koli, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), sejak kecil sudah belajar membuat gerabah.
Keahlian Anastasia dalam mengolah gerabah terus berkembang hingga sekarang.
Di bawah terik matahari, semangat mama Anastasia mengolah tanah menjadi gerabah itu tidak pernah surut.
Keringat yang bercucuran di wajahnya pun tak ia hiraukan. Ia memang sangat mencintai pekerjaan pokoknya itu.
Sabtu (10/8/2019), Kompas.com berkesempatan menemui mama Anastasia di halaman rumahnya. Mama Anastasia pun menyambut hangat kedatangan kami di rumahnya itu.
Sambil menyeruputi kopi, mama Anastasia mulai menceritakan keahliannya membuat gerabah atau dalam bahasa Sikka disebut unu tana.
"Saya belajar membuat gerabah ini sejak kecil. Saya belajar buat gerabah mulai dari ukuran kecil hingga yang besar. Awalnya saya hanya bisa buat yang kecil. Tetapi, karena melihat mama saya buat yang besar, saya juga ikut dan saya bisa," tutur mama Anastasia.
Mama Anastasia mengungkapkan kecintaannya pada profesi yang ia tekuni hingga sekarang.
Menurut dia, gerabah yang dibuatnya itu bisa menghidupkan ekonomi keluarga.
Hasil penjualan gerabah dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok dan membiayai sekolah anak-anaknya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan