Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mama Anastasia dan Gerabah Peninggalan Nenek Moyang

Kompas.com - 12/08/2019, 12:28 WIB
Nansianus Taris,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - Anastasia (50), seorang mama asal Dusun Gedo, Desa Wolo Koli, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), sejak kecil sudah belajar membuat gerabah.

Keahlian Anastasia dalam mengolah gerabah terus berkembang hingga sekarang.

Di bawah terik matahari, semangat mama Anastasia mengolah tanah menjadi gerabah itu tidak pernah surut.

Keringat yang bercucuran di wajahnya pun tak ia hiraukan. Ia memang sangat mencintai pekerjaan pokoknya itu.

Sabtu (10/8/2019), Kompas.com berkesempatan menemui mama Anastasia di halaman rumahnya. Mama Anastasia pun menyambut hangat kedatangan kami di rumahnya itu. 

Sambil menyeruputi kopi, mama Anastasia mulai menceritakan keahliannya membuat gerabah atau dalam bahasa Sikka disebut unu tana. 

"Saya belajar membuat gerabah ini sejak kecil. Saya belajar buat gerabah mulai dari ukuran kecil hingga yang besar. Awalnya saya hanya bisa buat yang kecil. Tetapi, karena melihat mama saya buat yang besar, saya juga ikut dan saya bisa," tutur mama Anastasia.

Baca juga: Kisah Mantan Pedagang Asongan Jualan Bumbu Daging Kurban, Dulu Nyaris Depresi, Kini Raih Omzet Puluhan Juta

Mama Anastasia mengungkapkan kecintaannya pada profesi yang ia tekuni hingga sekarang.

Menurut dia, gerabah yang dibuatnya itu bisa menghidupkan ekonomi keluarga. 

Hasil penjualan gerabah dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok dan membiayai sekolah anak-anaknya.

Menurut Anastasia, gerabah memang terkadang tidak cepat laku saat dijual di pasar. Namun, karena gerabah merupakan barang yang tahan lama, ia tak merasa khawatir.

"Banyak orang yang datang pesan di sini juga. Mereka yang datang pesan itu bisanya mau suling moke. Gerabah kecil itu harganya Rp 150.000 dan yang besar harganya Rp 400,000," kata Anastasia.

Bukan sekadar mata pencaharian

Menurut Anastasia, dalam seminggu, dia bisa menghasilkan 4 gerabah.

Mama Anastasia mengungkapkan, semangatnya membuat gerabah itu bukan sekadar untuk mengejar keuntungan ekonomi semata.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com