Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Bantu Wawan, Tukang Becak dengan Satu Kaki, Agar Lebih Berdaya

Kompas.com - 09/08/2019, 17:58 WIB
Wijaya Kusuma,
Amir Sodikin

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Namanya Wawan (48), seorang tukang becak dengan mengandalkan satu kaki normal. Ia tinggal di Umbulharjo, Yogyakarta.

Di tengah keterbatasan fisiknya, kita pantas belajar dari Wawan. Meski dengan hanya satu kaki untuk mengayuh, ia tetap teguh bekerja demi menafkahi keluarganya.

Setiap hari, dari pagi sampai siang hari, Wawan mangkal di seberang Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Tetapi, saat sore hari ia berpindah tempat di seberang Pasar Beringharjo.

"Saya kadang sampai jam 2 pagi baru pulang. Kadang malam sampai tidur di becak juga, ya sambil nunggu penumpang," bebernya.

Penghasilanya sebagai tukang becak pun tidak menentu. Terkadang, di hari libur, ia bisa membawa uang untuk keluarganya.

Kompas.com Berbagi mengajak Anda untuk membantu Wawan. Salurkan bantuan Anda untuk Wawan melalui Kitabisa.com, klik di sini.

Namun, terkadang Ia juga harus rela pulang dengan tangan kosong, karena tidak mendapat penumpang.

"Kadang dapat, kadang tidak, Ya kalau ramai liburan sehari bisa dapat Rp 50.000 sampai Rp 100.000. Ya bagi saya, berapapun, cukup tidak cukup tetap harus disyukuri," tandasnya.

Meski demikian, ada juga penumpang yang baik hati. Terkadang ada penumpang yang tidak mau diberi uang kembalian, bahkan memberikan uang lebih kepada Wawan.

Seperti diberitakan Kompas.com sebelumnya, becak milik Wawan ini memang tampak berbeda dengan lainya. Di sisi kanan becak terdapat dua buah kruk.

Kruk penyangga kaki tersebut ternyata untuk membantunya berjalan. Kaki kanan Wawan memang sudah diamputasi.

Setiap kali mengantar penumpang, Wawan mengayuh becaknya dengan kaki kirinya. Becaknya pun sama sekali tidak dimodifikasi.

"Kalau ngayuh becak dengan satu kaki. Ya berat, tapi tidak masalah, karena sudah terbiasa mas," ungkapnya.

Meski mengayuh dengan satu kaki, Wawan mengaku mengaku masih sanggup untuk mengantar dua penumpang sekaligus.

Bahkan, ia mampu membawa penumpang saat melintas jalan menanjak di Kota Yogyakarta.

Profesi sebagai tukang becak ini ditekuninya sejak 1990. Sebelum di Yogya, Wawan menarik becak di Magelang, Jawa Tengah.

 

Ia sampai tidur di becak demi keluarga. Wawan memutuskan menjadi tukang becak, karena tidak ada pilihan lain.

Sebagai kepala keluarga, ia harus memenuhi kebutuhan hidup. Terlebih, saat ini ia harus menghidupi istri dan anaknya yang berusia 2 tahun.

Selain itu, dirinya juga harus membayar rumah kontrakan yang ditinggalinya bersama keluarga.

Wawan mengontrak di daerah Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Setiap bulan, wawan harus membayar sewa Rp 600.000.

"Prinsip saya satu, bekerja apapun asal tidak merugikan orang lain," kata Wawan.

Dulu, Wawan menyewa becak untuk mencari nafkah. Ia harus membayar Rp 10.000 untuk sewa becak setiap harinya.

Wawan pun bertekad untuk memiliki becak sendiri. Ia akhirnya menyisihkan uang penghasilanya untuk ditabung. Setelah beberapa tahun, uang tabungan itu digunakanya untuk membeli becak.

"Nabung sebisanya Mas, kadang Rp 1.000 kadang ya Rp 5.000. Satu tahun lalu, saya bisa beli becak ini, harganya Rp 700.000," tuturnya sambil tersenyum.

Baca selengkapnya: Kisah Wawan, Kayuh Becak dengan Satu Kaki demi Keluarga

Wawan memang sosok pria yang penuh semangat. Namun, untuk lebih berdaya, Wawan butuh bantuan kita. 

Kompas.com Berbagi mengajak Anda untuk membantu Wawan. Salurkan bantuan Anda untuk Wawan melalui Kitabisa.com, klik di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com