Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Diskominfo Jabar Berikan Pelatihan "Aplikasi Sapa Warga" Kepada Masyarakat

Kompas.com - 08/08/2019, 18:57 WIB
Anissa DW,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS. com - Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kadiskominfo) Jawa Barat Setiaji mengatakan, saat ini pihaknya sedang fokus mengadakan Training of Trainer (ToT) fitur aplikasi Sapa Warga milik Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemdaprov Jabar).

Dalam hal ini, menurutnya, ToT turut melibatkan dinas di kabupaten/kota, pendamping desa, dan relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

"Sampai Agustus ini seluruhnya ada 19 kabupaten dan secara serentak di 130 lokasi melakukan edukasi ToT (aplikasi Sapa Warga)," jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (8/82019).

Setiaji mengaku, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh pihaknya saat melakukan ToT ke masyarakat.

Baca juga: Menkominfo: Mulailah Literasi Digital dari Keluarga

Pertama, mengenai pemahaman cara penggunaan smartphone maupun aplikasi. Pasalnya, usia pengguna teknologi itu sangat beragam dengan pengetahuan akan teknologi yang berbeda pula.

"Kedua, mengenai pemanfaatan aplikasinya. Apakah aplikasi yang digunakan dan bermanfaat atau seperti apa," katanya.

Untuk diketahui, program Sapa Warga merupakan salah satu rencana Pemdaprov Jabar untuk mengukuhkan diri sebagai provinsi digital. Kehadiran program ini akan jadi wadah aspirasi bagi masyarakat kepada pemerintah.

Menurut dia, saat ini ada tiga fungsi aplikasi Sapa Warga yang terus dipotimalkan. Pertama, informasi dari kepala daerah, mulai dari tingkat Gubernur hingga tingkat terbawah atau RW dapat sampai dengan cepat.

Baca juga: Lewat Aplikasi, Warga Bandung Kini Bisa Kawal Penggunaan Anggaran

Dengan begitu, informasi yang didapatkan tidak akan simpang siur, baik itu mengenai kebencanaan dan lainnya. Otomatis, lanjut dia, meminimalisir celah bagi masyarkat untuk mengakses informasi hoaks.

"Kedua berkaitan dengan aspirasi warga. Jadi, warga bisa menyampaikan ide, gagasan atau keluhan. Ketiga, sebagai pelayanan publik, sehingga masyarkat dapat membayar pajak atau retribusi juga," ujar Setiaji.

Dia menargetkan, seluruh RW sudah dapat mengoperasikan aplikasi Sapa Warga pada November 2019.

"Targetnya Oktober sampai November, paling tidak (aplikasi Sapa Warga) dapat disebarluaskan ke seluruh (RW)," ucap Setiaji.

Adapun total gadget yang akan diberikan guna mengoptimalkan program Sapa Warga yaitu untuk 52.193 RW.

Desa digital

Aplikasi Sapa Warga tersebut juga memiliki kaitan dengan peluncuran progran Desa Digital di Jabar beberapa waktu lalu. Sebanyak 600 desa berkembang dan tertinggal di Jawa Barat akan dipasang WiFi gratis.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia Eko Putro Sandjojo, secara simbolis meluncurkan program itu di Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi.

Desa Digital bertujuan untuk menyediakan akses internet di desa yang sebelumnya tidak memiliki koneksi internet sama sekali. Utamanya, meningkatkan literasi masyarakat di berbagai bidang seperti pendidikan dengan memanfaatkan teknologi digital.

“Selain itu, harapannya setiap desa mampu memanfaatkan kanal informasi dan komunikasi, seperti Instagram dan Whatsapp grup untuk berkomunikasi dengan perangkat desa dan mempromosikan potensi desa,” ujar Ridwan Kamil.

Baca juga: Program Desa Digital Diluncurkan dari Desa Sirnarasa Sukabumi

Melalui Desa Digital, warga, khususnya generasi muda, bisa belajar Bahasa Inggris lewat pelatihan secara online dengan pengajar dari luar negeri.

Mereka juga dapat menonton tayangan bermanfaat, yang programnya akan diatur oleh kepala desa.

"Ini akan semakin membuka akses informasi, pendidikan dan meningkatkan produktivitas juga pemasaran produk-produk lokal," ujar Gubernur yang akrab disapa Emil itu.

Tak hanya literasi, dia berharap, internet dapat menstimulus badan usaha milik desa (BUMDes) dalam mempromosikan produk-produk lokalnya menggunakan saluran e-commerce atau market place.

Dengan sambungan internet, lanjutnya, BUMDes dapat bekerja sama dengan startup lokal menggunakan internet of things (IoT) untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi aktivitas ekonomi.

Baca juga: Dorong Pertumbuhan Desa, Ridwan Kamil Luncurkan Patriot Desa Digital

“Pada gilirannya kesejahteraan masyarakat akan meningkat melalui inovasi digital,” kata Emil.

Sebagai informasi, Desa Digital merupakan program kerja sama antara Pemdaprov Jabar dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), di bawah naungan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.

BAKTI berkomitmen untuk menginstalasi Very Small Aperture Terminal (VSAT), yang terhubung dengan satelit di 600 desadengan indeks desa membangun (IDM) skala berkembang dan tertinggal.

Saat ini 155 titik VSAT di 17 kabupaten/kota telah berstatus on air, setelah sebelumnya telah diinstalasi vendor swasta. Perangkat ini dipasang di balai desa, kantor desa, pesantren, sekolah, dan puskesmas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com