Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenag Jatim Dalami Dugaan Keterlibatan ASN Terkait Penipuan 51 Jemaah Haji

Kompas.com - 08/08/2019, 18:44 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur telah membentuk Tim Investigasi Itjen guna mendalami dugaan keterlibatan ASN dalam praktik penipuan percepatan pemberangkatan haji yang saat ini ditangani Polda Jawa Timur.

"Tim Investigasi Itjen Kemenag sudah bergerak cepat memanggil ASN Kemenag yang terindikasi terlibat. Sekarang masih bekerja, nanti ditunggu hasilnya," kata Kasi Pengelolaan Keuangan Haji Kanwil Kemenag Jatim, Sugianto, Kamis (8/8/2019).

Apabila ditemukan indikasi keterlibatan ASN di lingkungan Kemenag Jatim, lanjut dia, tim investigasi akan mendalami kasus tersebut.

"Yang terindikasi tersangkut akan didalami. Kalau tidak ada yang tersangkut, selesai tugas tim investigasi itjen," ujar dia.

Baca juga: Polisi Sebut 2 Nama Pelaku Penipuan 51 Jemaah Haji di Surabaya

Polda Jawa Timur sejauh ini telah menahan tersangka penipuan percepatan keberangkatan ibadah haji, yakni Murtadji Djunaedi.

Namun, kepada penyidik, Djunaedi mengaku dirinya juga ditipu oleh seseorang bernama Syaifullah, yang mendaku sebagai orang Kementerian Agama.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera mengatakan, awalnya Syaifullah menawarkan kuota tambahan kepada Djunaidi untuk para calon jemaah haji yang ingin mempercepat jadwal keberangkatan ke Tanah Suci.

Namun, oknum yang mengaku dari Kemenag tersebut memberikan syarat bila menginginkan percepatan naik haji. Syaratnya adalah dengan membayar sejumlah uang mulai Rp 5 juta hingga Rp 35 juta untuk setiap orangnya.

Barung menyampaikan, Djunaedi menyetujui tawaran Syaifullah.

Ia lantas mengumpulkan sejumlah calon jemaah haji yang tergiur, beserta sejumlah uang yang ditaksir hingga ratusan juta jumlahnya. Kemudian, uang tersebut disetorkan ke rekening Syaifullah.

"Uang para calon jemaah tersebut diterima tersangka (Djunaedi) dan sebagian besar dikirimkan kepada rekening bank milik saudara Syaifullah sebagai penanggung jawab percepatan pemberangkatan tersebut," kata Barung.

Mendengar pengakuan Djunaedi, Barung mengaku akan menampung kesaksian pelaku yang mengklaim dirinya juga tertipu dalam kasus tersebut.

Meski demikian, Barung menegaskan bahwa polisi tak akan langsung percaya dengan pengakuan Djunaedi. Alasannya, proses penyidikan hingga saat ini terus dilakukan.

Barung melanjutkan, tersangka Djunaedi juga tetap diproses hukum lantaran terdapat fakta penyidikan dan pengakuan korban yang menyebutkan bahwa Djunaedi telah menerima uang dengan total Rp 550 juta dari 59 calon jemaah haji.

Baca juga: Kronologi Penipuan 51 Jemaah Haji di Surabaya yang Ditinggal di Bus

"Djunaedi sudah kami tahan. Dia sudah mengambil uang 59 orang itu. Kasusnya ini (Djunaedi) yang melakukan janji pemberangkatan. Kalau dia tertipu, ya lapor. Wong jelas dia mengambil uang kok, jadi tetap kami sidik (penyidikan)," ujar Barung.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 59 orang berseragam haji melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jatim, Senin (5/8/2019) malam.

Puluhan calon jemaah haji yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Timur ini, seperti Pasuruan, Malang, Sidoarjo, Pamekasan, Sumenep, Hulu Sungai Selatan, dan Sanggau, merasa tertipu karena gagal berangkat haji pada tahun ini.

Padahal, mereka sudah membayar sejumlah uang mulai Rp 5 juta hingga Rp 35 juta agar bisa mendapat kuota percepatan pemberangkatan haji di tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com