Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Minta Pertamina Tangani Tumpahan Minyak dalam Waktu 10-14 Hari

Kompas.com - 07/08/2019, 18:03 WIB
Farida Farhan,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta Pertamina menyelesaikan penanganan tumpahan minyak sumur YYA1 area Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) dalam 10 hingga 14 hari ke depan.

"Dalam 10 sampai 14 hari insya Allah selesai, jadi warga tidak usah khawatir," kata Ridwan Kamil, usai meninjau lokasi terdampak tumpahan minyak di Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Rabu (7/8/219).

Saat ini, kata dia, tengah dilakukan pengeboran rescue untuk menyumbat sumur minyak yang tumpah, dengan progres 30 persen.

Pertamina telah menggandeng perusahaan Amerika yang berpengalaman menangani insiden tumpahan minyak di Teluk Meksiko.

Baca juga: Sebanyak 1.373 Jaring Nelayan Karawang Terdampak Tumpahan Minyak Pertamina

"Mereka saat ini sudah bekerja," ujar dia.

Meski butuh waktu lebih lama, Pertamina menyanggupi tantangan Ridwan Kamil itu.

"Tadi Pak Gubernur minta selesai 10-14 hari. Tapi prediksi kami, bisa selesai sampai 8 hingga 10 minggu. Insya Allah kami sanggup, mohon doanya," kata Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf.

Untuk menanggulangi pencemaran minyak di perairan Karawang, Pertamina bakal menutup sumur YYA-1.

Sebab, dari sumur yang digali tahun 2011 itu, muncul gelembung gas disertai tumpahan minyak mentah dan mencemari lautan.

Untuk menghentikan semburan minyak, Pertamina menggandeng Boot and Coots, perusahaan asal Houston, Amerika Serikat.

"Mereka menggali sumur baru. Jaraknya 2 kilometer dari sumur YYA-1. Saat di kedalaman 3.000 meter, sumur baru berbelok menuju sumur lama (YYA-1). Begitu dua sumur bertemu, kami injeksikan lumpur berat hingga semen untuk menghentikan kebocoran. Sampai tidak ada aliran (minyak) lagi," ungkap Nanang.

Baca juga: Tumpahan Minyak Cemari Pantai Karawang, Petani Tambak Khawatir Ikan Mabuk

Nanang menyebut, metode tersebut sebagai satu-satunya yang bakal ditempuh, lantaran tak ada cara lain yang dinilai lebih aman.

"Kalau menutup sumur dari atas, tidak aman. Jika ada percikan kemudian terbakar nyawa manusia bisa hilang. Sebab ini sumur minyak, bukan sumur biasa," kata Nanang.

Nanang mengatakan, saat ini, ahli dari Boot and Coots sudah mulai bekerja. Hanya saja, soal biaya yang dikeluarkan untuk membayar perusahaan itu, ia tak bersedia menjawab.

"Saya tidak tahu bayar berapa. Kalau sudah emergency gini kami tidak pikirkan biaya. Yang jelas, Boot and Coots itu ahli dalam memadamkan kondisi semacam ini, oil spill atau blow up," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com