Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penipuan 51 Jemaah Haji di Surabaya yang Ditinggal di Bus

Kompas.com - 07/08/2019, 11:47 WIB
Achmad Faizal,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Puluhan orang menjadi korban atas aksi penipuan jemaah haji yang dilakukan Martudji Djunaidi.

Kepada polisi, para korban mengaku mengalami total kerugian lebih dari Rp 500 juta. Begini kronologi aksi penipuan jemaah haji tersebut yang dihimpun Kompas.com.

Kepala Bidang Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera mengatakan, pelaku menawarkan jasa mempercepat keberangkatan kepada orang-orang yang terdaftar dalam antrean haji yang cukup lama.

Para calon jemaah haji dijanjikan untuk bisa berangkat tahun ini. Pelaku kemudian memungut biaya tambahan mulai dari Rp 5 juta hingga Rp 35 juta.

"Pelaku menjanjikan semua dokumen pemberangkatan sudah diurus, termasuk baju seragam dan pakaian ihram. Jemaah tinggal jap jempol saja," kata Frans Barung Mangera, Rabu (7/8/2019).

Baca juga: Diselipkan di Kain Ihram hingga Tempat Beras, Akal-akalan Jemaah Haji Simpan Rokok

Menurut Barung, pelaku berhasil mengumpulkan 51 orang yang sudah terdaftar sebagai jemaah calon haji di Kementerian Agama.

Namun, jadwal pemberangkatannya cukup lama, ada yang baru berangkat pada 2022 hingga dijadwalkan pada 2042.

Para calon jemaah haji tersebut berasal dari berbagai daerah seperti Pasuruan, Malang, Sidoarjo, Pamekasan, Sumenep, Hulu Sungai Selatan dan Sanggau.

Dari 51 orang tersebut, pelaku sudah mengumpulkan uang total Rp 550 juta. Sebagian ada yang membayar melalui rekening bank dan sebgaian membayar tunai.

Sisa pembayaran disepakati akan dilunasi setelah jemaah tersebut jadi berangkat ke tanah suci.

"Dengan pembayaran tersebut, para korban sudah mendapatkan baju seragam jemaah haji dan kain ihram," kata Barung.

Para korban dan pelaku kemudian membuat kesepakatan berkumpul di lapangan Bangkodir Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, pada 5 Agustus 2019.

Para jemaah haji berangkat bersama menggunakan bus ke Asrama Haji Sukolilo.

Namun, sebelum bus masuk ke asrama haji Sukolilo di Surabaya, pelaku turun dengan alasan akan mengurus administrasi.

Sementara, bus berisi para korban menunggu di sekitar asrama haji.

"Karena menunggu cukup lama, bus lalu didatangi oleh polisi dan petugas haji. Dan memastikan nama-nama para korban tidak masuk dalam daftar jemaah haji tahun ini," kata Barung.

Pada malam harinya, para jemaah diantar anggota Polsek Sukolilo Surabaya untuk melapor ke Polda Jawa Timur.

Salah satu pelapor adalah Ichwanul Hakim. Polisi memproses laporan tersebut dan langsung melakukan penyelidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com