Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang Angkot Cianjur-Bogor Sepi karena Kasus Sopir Bunuh Alumnus D3 IPB

Kompas.com - 07/08/2019, 09:54 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com — Jumlah penumpang angkutan umum rute Cianjur-Bogor, Jawa Barat, menurun setelah kasus pembunuhan Amelia Ulfa (22), alumnus D3 IPB, yang dihabisi secara sadis oleh oknum sopir tembak angkutan tersebut.

"Penurunan jumlah penumpang lebih dari 50 persen sejak kasus tersebut mencuat meskipun pelaku ditangkap. Untuk jaminan penumpang, kami memajang identitas di dalam angkutan," kata Aman (71), seorang sopir angkutan Cianjur-Bogor, kepada wartawan, Selasa (6/8/2019).

Baca juga: Kisah Tragis Alumni IPB, Niat Lanjutkan Kuliah hingga Jadi Korban Pembunuhan oleh Sopir Angkot

Aman mengatakan, sejak pemberitaan terkait kejadian tersebut mencuat, jumlah penumpang yang naik angkutan umum menurun drastis.

Biasanya penumpang selalu penuh untuk sekali jalan dari Cianjur-Bogor ataupun sebaliknya.

Namun, saat ini mendapat enam penumpang dari Cianjur atau sebaliknya dari Bogor dianggap sudah bagus. Bahkan, saat malam paling banyak hanya bisa membawa tiga penumpang.

Berkurangnya minat penumpang untuk naik angkutan umum jenis L300 itu, kata dia, terlihat dari lamanya jadwal menunggu penumpang di Halte Asten Cianjur yang mencapai dua jam lebih.

"Biasanya paling lama setengah jam, 12 bangku yang ada sudah terisi. Tapi sejak kasus ini terjadi, dalam dua jam penumpang baru ada delapan orang. Harapan kami kepercayaan penumpang tetap ada karena ulah oknum bukan sopir tetap," katanya.

Baca juga: Ini Fakta Terbaru Sopir Angkot Bunuh Alumni IPB, Ingin Ambil Ponsel hingga Terancam Hukuman Mati

Mamat (36), sopir lain yang sejak lima tahun terakhir meneruskan profesi ayahnya menarik angkutan Cianjur-Bogor, mengatakan, imbas dari perbuatan bejat oknum sopir tembak tersebut sangat merugikan mereka.

Baik dirinya maupun sopir lain yang sudah puluhan tahun menarik angkutan tidak mengenal siapa pelaku yang kerap kali ditanyakan penumpang saat naik angkutan.

"Kalau sopir yang sudah lama atau yang memang profesinya tetap, pasti saling kenal. Meskipun ada lebih dari 100 angkutan,siapa sopir dan sppir tembaknya sudah saling kenal," katanya.

Anisa (40), seorang penumpang, mengaku sempat khawatir dengan adanya kejadian pembunuhan tersebut. Namun, selama ini dia sudah cukup mengenal sopir angkutan tersebut karena kerap menggunakan jasa angkutan.

"Memang sempat takut karena hampir setiap minggu saya menggunakan jasa angkutan L300 ini. Sebagian besar sudah kenal sopirnya termasuk Pa Aman yang sudah puluhan tahun narik angkutan," katanya.

Untuk mengantisipasi terus menurunnya jumlah penumpang angkutan tertua di Cianjur itu, para sopir memajang foto dan nomor polisi kendaraan di bagian dalam angkutan sebagai bentuk rasa aman bagi penumpang.

Sopir bahkan siap wajah dan kendaraannya difoto penumpang untuk memberikan jaminan keamanan karena tidak sedikit penumpang yang masih khawatir mengalami tindak kejahatan.

Sebelumnya diberitakan, mayat perempuan ditemukan di pinggir jalan Kampung Bungbulang, Jalan Sarasa, Kelurahan Babakan, Kecamatan Cibeureum, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (22/7/2019).

Keterangan dihimpun Kompas.com, mayat yang belakangan diketahui adalah Amelia, alumnus D3 IPB, ini ditemukan pertama kali oleh seorang warga sekitar pukul 06.30 WIB.

Saat itu, warga yang hendak menuju sawah melihat mayat korban dalam keadaan nyaris telanjang.

Penemuan mayat perempuan itu langsung dilaporkan ke ketua RT setempat. Setelah dicek bersama sejumlah warga lain, penemuan mayat dilaporkan ke Polsek Cibeureum.

Setelah melakukan serangkaian penyidikan, polisi akhirnya menangkap pembunuh Amelia yang bekerja sebagai sopir angkot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com