Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Personel Basarnas Mencari Korban KM Pieces, Dihantam Ombak hingga Tinggalkan Istri yang Hamil

Kompas.com - 07/08/2019, 07:00 WIB
Andi Muhammad Haswar,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


BANJARMASIN, KOMPAS.com - Aulia Rachman adalah salah satu personel Basarnas Banjarmasin yang ditugaskan mencari korban KM Pieces yang tenggelam di Perairan Tanjung Selatan, Kalimantan Selatan.

Kepada Kompas.com, Aulia menceritakan kisahnya selama bertugas, mulai dari dihadang ombak setinggi 5 meter, sampai harus meninggalkan istri yang sedang hamil tua.

Hari ini, Selasa (6/8/2019), adalah hari ke-7 Aulia Rachman terlibat dalam operasi ini. Di Basarnas Banjarmasin, ia dikenal sebagai penyelamat terampil dan menjabat sebagai instruktur SAR.

Aulia memulai kisahnya mengenai kendala yang dihadapi di area pencarian tenggelamnya KM Pieces.

Menurut Aulia, selama 4 hari terakhir ini, cuaca di Tanjung Selatan tidak bersahabat. Angin kencang hingga gelombang tinggi membuat beberapa personel sakit.

"Banyak kendala di area pencarian, terutama cuaca yang tidak bersahabat. Ada yang sakit sampai yang terparah muntah-muntah. Tapi itu bukan kendala," ujar Aulia dengan nada semangat.

Walaupun begitu, menurut Aulia, tidak ada satupun dari personel Basarnas di lokasi pencaian yang dipulangkan.

Malah, menurut Auia, dengan segala kendala yang dihadapi, personel SAR semakin tertantang melanjutkan misi pencarian.

Merindukan korban hingga istri yang pernah keguguran

Aulia juga menceritakan bagaimana kegelisahan dia terhadap para korban yang hingga kini belum ditemukan. Tak sedikit, bahkan masih ada 30 orang yang belum diketahui nasibnya.

Baca juga: Cerita Korban KM Pieces Bertahan Hidup, Berhari-hari Minum Air Seni hingga Makan Ikan Mentah

Menurut Aulia, Basarnas menganggap para korban adalah keluarga yang paling diingat jika sedang dalam operasi pencarian seperti saat ini.

"Kalau saat ini, ketika kami di lapangan, yang pertama kami rindukan itu adalah korban, dan tentu saja setelah itu keluarga, terutama terhadap anak," kata Aulia.

Namun, di balik semua ceritanya tentang kendala selama di lapangan, ada satu yang mengganjal pikirannya.

Saat ini, konsentrasinya terpecah antara menjalankan misi kemanusiaan atau menemani istri yang tinggal hitungan hari akan melahirkan anak ketiganya.

"Iya mas, istri saya saat ini tengah hamil tua. Ini tinggal menghitung hari dan karena keterbatasan personel, mau enggak mau saya harus siap," ucap Aulia.

Aulia pun punya pengalaman serupa saat gempa Palu setahun yang lalu. Saat itu, dia juga diberangkatkan untuk menangani korban bencana.

Padahal, saat itu istrinya sedang hamil tua.

Setibanya di Palu, ia menerima kabar bahwa istrinya keguguran. Ia pun menganggap apa yang dialaminya adalah risiko pekerjaan.

"Saat gempa Palu, saya juga diberangkatkan. Saat itu istri saya juga tengah hamil. Setibanya di Palu, saya dapat kabar kalau istri saya keguguran," ucap Aulia dengan nada sedih.

Untuk kasus tenggelamnya KM Pieces, Aulia dan seluruh personel berharap para korban dapat segera ditemukan.

Hari ini merupakan hari ke-7, di mana sesuai prosedur standar operasi, merupakan batas terkahir upaya pencarian.

Namun, hingga saat Aulia diwawancarai, belum diputuskan apakah pencarian dihentikan atau dilanjutkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com