YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, memastikan seluruh hewan ternak yang berada di kawasan endemik antraks di Gunungkidul boleh dijadikan hewan kurban.
Kepala DPP Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto menyampaikan, pihaknya sudah melakukan penyuntikan vaksin terhadap ribuan hewan ternak di Gunungkidul.
Terakhir hewan ternak yang divaksin sapi 696 ekor, kambing 1.595 ekor dan domba 7 ekor.
Pihaknya memastikan hewan kurban di wilayah endemik tetap bisa diperjualbelikan. Namun demikian pihaknya tetap akan melakukan pemantauan, jika ditemukan kasus antraks lagi maka hewan ternak tersebut dilarang dijual.
"Boleh, kan sudah selesai (vaksin)," kata Bambang di Kantor DPP Gunungkidul, Senin (5/8/2019).
Baca juga: Antraks di Gunungkidul, Ternak Boleh Dijual Jika Sudah Divaksin
Dijelaskannya, pihaknya juga melakukan pemantauan di sekitar endemik antraks seperti akan mengambil sampel tanah pada tanggal 6 dan 7 Agustus 2019 mendatang.
Selain itu melakukan pemantauan di sejumlah penampungan hewan ternak.
Hal ini karena predikat Gunungkidul sebagai gudang ternak dipertaruhkan ketika mendapatkan masalah penyakit antraks.
Hewan ternak asal Gunungkidul, menurut dia, banyak diminati karena dagingnya tebal dan jarang terkena penyakit.
Dia mencontohkan, data yang diterimanya, di Dusun Lemahbang, Desa Mulusan, Paliyan itu ada 160-200 sapi yang akan dikirim ke Jakarta dan Bandung.
Di wilayah Semin 78 ekor sapi yang siap dikirim baik ke DIY dan Solo.
Baca juga: Mike Tyson, Nama Sapi 1 Ton yang Dibeli Jokowi Seharga Rp 85 Juta
Ada 186 ekor sapi dan 80 ekor kambing di penampungan hewan ternak di kecamatan Playen, yang akan dikirim ke Jakarta dan DIY.
Bahkan di Desa Bejiharjo ada 60 ekor dikirim ke DIY, yang sudah menjalani pemeriksaan.
Selain vaksinasi, menjelang Hari Raya Kurban atau Idul Adha akan dilakukan sosialisasi soal antraks kepada takmir masjid dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Harapannya setelah dilakukan sosialisasi maka mereka paham tentang penyakit antraks.