Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penyintas Kebakaran Huntara Kompas, Panik Lari Saat Sedang Mandi, hingga Disumbang Baju

Kompas.com - 06/08/2019, 09:18 WIB
Erna Dwi Lidiawati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SIGI, KOMPAS.com – Minggu (4/8/2019) sore sekitar pukul 16.00 WITA, para penyintas bencana gempa dan likuefaksi Palu yang tinggal di hunian sementara (huntara), di Desa Lolu, Kecamatan Sigi Biromaru, Sulawesi Tengah, dilanda kepanikan.

Mereka berhamburan keluar dan lari menjauh lantaran asap hitam pekat mengepul keluar dari plafon di Blok 8 huntara. “Kebakaran...kebakaran...kebakaran. Air, ambil air, air," teriak mereka. 

Teriakan itu membuat warga lain penghuni huntara keluar bilik dan bersiaga. Mereka membawa ember berisi air dan baku bantu memadamkan api yang mulai membesar.

Material huntara yang sebagian berbahan dari tripleks, membuat si jago merah leluasa menjilati bilik demi bilik lainnya.

Hanya dalam hitungan menit, huntara yang dibangun dari hasil sumbangan pembaca Kompas dan Gitaris untuk Indonesia itu tinggal puing.

Baca juga: 20 Huntara Bantuan Pembaca Kompas dan Gitaris Indonesia Terbakar

Tak ada lagi yang bisa diselamatkan. Barang-barang penyintas bencana yang sempat diselamatkan pascagempa September 2018 silam, tak satu pun bisa diselamatkan.

Seorang ibu muda bernama Indah (23) mengaku tengah mandi saat huntara di blok 8 yang ditinggalinya terbakar.

“Saya dengar orang berteriak kebakaran-kebakaran. Langsung keluar saya dengan anak dari kamar mandi. Cuma pakai handuk saya keluar. Untung ada tetangga kasih baju,” kata Indah, Senin (5/8/2019).

Salah seorang penyintas lainnya, Santi (23), yang tinggal di blok 7 mengatakan lidah api hampir menjilati bilik kamarnya.

Beruntung ada tandon atau penampungan air bersih yang dilalap si jago merah.

“Jadi apinya langsung padam. Untung itu tandon ada isinya, jadi airnya langsung menyiram api yang sudah mendekat ke tempat kami,” kata Santi.

Para penyintas yang blok huntaranya terbakar kini mengungsi ke blok huntara Kompas lain yang belum ditinggali.

Baca juga: Donatur Menghilang, Pembangunan Huntara Korban Bencana Tanah Bergerak Dihentikan dan Tinggalkan Hutang 133 Juta

Disumbang baju oleh warga

Tak ada yang bisa diselamatkan dari kebakaran huntara KOMPAS, penyintas mendapat bantuan pakaian bekas dari warga, dan makanan serta peralatan makan dari Rumah Zakat, Senin (5/8/2019)KOMPAS.com/ERNA DWI LIDIAWATI Tak ada yang bisa diselamatkan dari kebakaran huntara KOMPAS, penyintas mendapat bantuan pakaian bekas dari warga, dan makanan serta peralatan makan dari Rumah Zakat, Senin (5/8/2019)
Indah, Santi dan para ibu lainnya pada Senin siang itu tengah membongkar baju bekas dalam karung, sumbangan dari warga.

Di huntara yang dipergunakan sebagai aula itu mereka memilih baju bekas yang dihambur di atas terpal. Suara riuh para ibu dan suara bocah menggambarkan mereka tetap tegar di tengah musibah yang dialami.

“Ini cocok buat kau, coba dulu,” kata seorang ibu.

“Ini baju batik agak kecil, model perempuan punya. Coba kau pas bajunya,” kata para ibu lainnya.

Ya, itulah mereka, penyintas bencana dengan segala suka dukanya.  Mereka tetap bersendagurau ditengah musibah yang datang bertubi.

Ketika ada bapak yang pakai baju perempuan dan bergaya ala India, mereka langsung tertawa.

Selain bantuan pakaian bekas dari warga, penyintas yang huntaranya terbakar juga mendapat bantuan dari Rumah Zakat berupa rendang daging kambing dan juga perlatan makan juga selimut.

Baca juga: Pemkab Jayapura Target Minggu Depan Tentukan Lokasi Huntara bagi Korban Banjir Sentani

Penyebab kebakaran huntara Kompas

Diduga arus pendek, huntara yang dibangun dari dana pembaca Kompas dan Gitaris Indonesia melalui dana kemanusiaan Kompas terbakar, Minggu (4/8/2019).KOMPAS.com/ERNA DWI LIDIAWATI Diduga arus pendek, huntara yang dibangun dari dana pembaca Kompas dan Gitaris Indonesia melalui dana kemanusiaan Kompas terbakar, Minggu (4/8/2019).
Bhabinkamtibmas Bripka Rudi Mars  yang sedang berada di lokasi kejadian mengatakan olah tempat kejadian pekara (TKP) sudah dilakukan oleh Polda Sulteng.

Namun belum disimpulkan penyebab kebakaran yang menghanguskan satu blok huntara Kompas.

“Mereka tadi pagi sudah ke sini untuk olah TKP, sore nanti katanya ada tim dari Makassar lagi datang,” kata Rudi.

Menurutnya pihak kepolisian belum bisa menyimpulkan penyebab kebakarannya, apakah karena arus pendek.  

Namun begitu ia mengimbau agar  warga penyintas tetap harus waspada dan mengecek kompor dan alat elektronik terutama sebelum meninggalkan huntara untuk berbagai urusan.

Hal ini tentu saja menjaga hal yang tidak diinginkan terjadi. 

Baca juga: Pembaca Kompas dan Musisi Bangun Huntara untuk Penyintas Bencana di Sulteng

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com