Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pengungsi Palu yang Bangkit Setelah Temukan Peralatan yang Ditelan Bumi

Kompas.com - 06/08/2019, 07:00 WIB
Erna Dwi Lidiawati,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PALU, KOMPAS.com – Perlengkapan untuk dekorasi pengantin tampak tersusun rapi di sudut kamar bilik hunian sementara (Huntara) P2 Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Perlengkapan dekorasi pengantin itu milik Warsito (40) atau yang biasa dipanggil Sito. Dari raut wajahnya, Sito tampak bahagia.

Rupanya, awal Agustus 2019 ini, Sito tengah menerima pesanan untuk usaha yang sudah lama digelutinya. 

“Alhamdulillah, ini merupakan orderan kelima sejak perlengkapan dekorasi pengantin saya ditemukan di lokasi Petobo yang tertimbun itu,” kata Sito saat ditemui di bilik Huntara yang ditempatinya, Senin (5/8/2019).

Sito menceritakan bahwa saat terjadi likuefaksi di Petobo, pada 2018 lalu, bangunan rumahnya terseret lumpur dan habis tertelan bumi.

Semua perlengkapan untuk dekorasi pengantin yang disimpan di dalam rumahnya ikut terkubur.  

Sito dan dua saudari perempuannya selamat. Mereka bingung, menangis dan seakan tidak percaya dengan apa yang baru menimpa mereka pada saat itu.

Menurut Sito, tangisan dan teriakan minta tolong orang-orang pada saat itu, menjadi irama pilu yang menyayat hati.

“Ah, sedih saya mengingat itu,” kata Sito.

Sito menarik napas panjang sebelum melanjutkan ceritanya.

Baca juga: Kisah Endro, Selamat Setelah Mengapung 5 Hari dan Minum Air Kencing hingga Tangkap Ikan

Peralatan dekorasi pengantin ditemukan

Tiga hari pasca lebaran Idul Fitri pada Juni 2019 lalu, hatinya tergerak untuk melihat kondsi Petobo, kampungnya yang terkena likuefaksi.

Di Lokasi yang sudah menggunung itu, ia melihat dua orang pemulung sedang menggali tepat di atas rumahnya dulu berdiri.

“Saya lihat ada sarung almarhum Bapakku, tidak jauh dari situ ada Alquran dan baju. Saya langsung ingat, waktu kerjadian itu, Alquran itu saya simpan di atas meja dekat peralatan dekorasi pengantinku," kata Sito.

Menurut Sito, ia meminta pemulung yang berada di atas lokasi rumahnya untuk terus menggali lebih dalam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com