Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Balita Diikat oleh Ayahnya dengan Tali Rafia, Ini Alasannya...

Kompas.com - 05/08/2019, 22:55 WIB
Ghinan Salman,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com – Seorang anak balita berinisial A dikabarkan mendapatkan kekerasan dengan diikat menggunakan tali rafia oleh ayah kandungnya sendiri, WDD (61), di rumahnya di Jalan Putro Agung II, No. 40, Kelurahan Rangkah, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, Sabtu (4/8/2019).

Kepala BPB Linmas Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan, kasus tersebut awalnya diketahui oleh anggota Linmas Kota Surabaya yang secara kebetulan bertugas menertibkan bangunan, yang jaraknya tidak jauh dengan rumah anak balita tersebut.

Kata Eddy, anggota Linmas tersebut kemudian mendatangi rumah WDD dan menemukan anak balita laki-laki dalam keadaan diikat dengan tali rafia.

”Saat didatangi ternyata benar ada balita yang diikat tanpa mengenakan baju kecuali popok yang dikenakan. Akhirnya, petugas melepaskan tali dan mengevakuasi bayi itu,” kata Eddy, Senin (5/8/2019).

Baca juga: 2 Anak Balita Dibuang di Pinggir Jalan, Salah Satunya Menangis Sambil Panggil Mama

Saat dilakukan evakuasi itu, menurut Eddy, orang tuabayi tersebut WDD sempat menolak anaknya dibawa ke Liponsos di kawasan Kalijudan.

Menurut Eddy, ayah korban diduga mengalami gangguan jiwa. Sehingga, membutuhkan waktu lama untuk mengevakuasi korban untuk mendapat perawatan.

”Bayi tersebut kami bawa dan kami serahkan ke Liponsos Kalijudan,” ujar dia.

Ia menyampaikan, bayi berusia 1,5 tahun itu dibawa ke Liponsos Kalijudan pada Sabtu (3/8/2019) sekitar pukul 18.30 WIB.

Namun, pada pukul 20.30 WIB, anak tersebut dikabarkan telah dijemput oleh sang ayah, WDD bersama ketua RT 02 RW 03 Kelurahan Rangkah, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, Sriyono.

Saat dikonfirmasi, Sriyono membenarkan bayi A itu telah dijemput WDD dan telah dipulangkan ke rumahnya di Kelurahan Rangkah.

Menurut dia, WDD saat ini hanya tinggal bersama bayi A di rumahnya. Sementara itu, istri dan enam anaknya telah lama meninggalkan WDD.

Alasan WDD mengikat bayi A tersebut karena takut anaknya hilang saat ia meninggalkan rumah. Sebab, saat WDD bekerja, tidak ada yang menjaga bayi tersebut.

WDD yang bekerja sebagai pekerja serabutan itu lantas mengikat anaknya yang tergolong aktif tersebut.

”Anaknya ini tergolong balita yang aktif. Makanya bapaknya takut anaknya ini hilang atau tertabrak mobil kalau sedang ditinggal oleh bapaknya,” ucap dia.

Baca juga: Fakta Tentang Ester dan Ezra, 2 Balita yang Dibuang di Pinggir Jalan dan Terus Memanggil Mama

Meski demikian, Sriyono mengaku telah meminta WDD agar anaknya tidak diikat kembali dan diperlakukan selayaknya manusia.

”Kami dan tetangga sudah ingatkan, menasihati yang bersangkutan agar anaknya tidak diperlakukan demikian (diikat),” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com