Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Sumsel Bekukan SMA Taruna Indonesia, 1 Tahun Dilarang Terima Siswa Baru

Kompas.com - 05/08/2019, 21:28 WIB
Aji YK Putra,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru resmi membekukan SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia.

Keputusan itu diambil berdasarkan hasil investigasi terkait kematian dua siswa SMA Taruna pada kegiatan orientasi di sekolah tersebut.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, selama pembekuan, SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia dilarang menerima siswa baru pada tahun ajaran 2020/2021.

Selain itu, pihak yayasan diminta untuk melengkapi standar opersional pendidikan tingkat sekolah menengah.

Sebab, dari investigasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Sumatera Selatan, luas lahan sekolah tersebut tidak sesuai standar. Selain itu, dari sisi pencahayaan pun sangat begitu kurang mengingat adanya asrama untuk siswa.

“Jika ingin mengaktifkan kembali untuk tahun ajaran baru harus menjalani SOP sesuai syarat-syarat Kementerian Pendidikan,” kata Herman.

Baca juga: Tersangka Penganiayaan Siswa SMA Taruna hingga Tewas Tuntut Polisi Rp 1 Miliar

Herman mengungkapkan, selain operional sekolah tak sesuai SOP, pelaksanaan orientasi siswa juga ditemukan adanya kekerasan fisik dan mental di luar kemampuan para siswa.

Hal tersebut menyebabkan dua siswa SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia DBJ (14) dan WJ (14) meninggal ketika mengikuti kegiatan orientasi sekolah.

"Untuk oknum pembimbing yang sudah diproses, kita serahkan proses hukumnya kepada pihak kepolisian. Yang jelas, sekolah ini sudah banyak kesalahan," tegas Herman.

Selama satu tahun dibekukan, siswa lama SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia akan tetap belajar seperti biasa. Namun akan diawasi ketat Dinas Pendidikan Sumatera Selatan, terutama sistem belajarnya.

"Tak ada lagi sistem belajar bersifat militer di SMA Taruna Indonesia. Saya larang! Kalau selama setahun tak berubah, lebih baik pihak sekolah menutup diri," tegas Herman.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo menerangkan, akreditasi SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia saat ini berada di tingkat B dan akan ditinjau kembali.

"Yang jelas hukuman mereka sekarang tidak boleh menerima siswa baru. Tapi sistem pendidikan tetap berjalan untuk siswa yang sudah lebih dulu masuk kesana," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, kegiatan orientasi siswa di sekolah SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia memakan dua korban jiwa. Korban pertama adalah DJB (14) yang tewas setelah dianiaya oleh pembinanya, Obby Frisman Arkataku (24).

Baca juga: Investigasi Tewasnya Siswa SMA Taruna Rampung, Gubernur Sumsel Segera Tentukan Nasib Sekolah

Selanjutnya, WJ (14) yang juga tewas setelah menjalani perawatan selama enam hari di rumah sakit lantaran mengalami usus terlilit.

Pihak Kepolisian Polresta Palembang pun telah menerima laporan tewasnya WJ dari pihak kuasa hukum korban. Saat ini, penyidik sedang melakukan pengembangan kasus tersebut. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com