Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Samsul, Anak Penjaga Sekolah Lolos Calon Polisi: Sempat Minder namun Tetap Semangat

Kompas.com - 05/08/2019, 19:55 WIB
Labib Zamani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Anak penjaga SDN Mojosongo 3 Solo, Jawa Tengah, Samsul Efendi (19) mengungkapkan kebahagiaannya setelah diterima masuk pendidikan Sekolah Polisi Negara (SPN).

Samsul, panggilan akrabnya, tak menyangka bahwa dirinya dinyatakan lolos seleksi menjadi calon bintara Polri.

"Bangga dan senang bisa lolos seleksi penerimaan Polri," katanya, Senin (5/8/2019).

Samsul merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Supardi (57) dan Tarmini (45), warga Busukan, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah.

Baca juga: Kisah Anak Tukang Ojek Jadi Perwira AD, Pernah Daftar Bintara hingga Tidak Tahu Ibu Meninggal

Setiap hari, alumni SMK PGRI 1 Surakarta jurusan otomotif selalu membantu ayahnya membersihkan halaman sekolah. Samsul juga ikut membantu ibunya berjualan di kantin sekolah.

"Setiap hari saya bantu ibu menata makanan ringan di kantin. Kemudian bantu ayah menyapu halaman sekolah," terangnya.

Samsul mengatakan, ia sejak kecil telah memiliki keinginan masuk Polri. Mengetahui informasi masuk seleksi Polri tidak membayar, Samsul akhirnya memberanikan diri untuk ikut mendaftar.

Ia pun harus bersaing dengan ribuan peserta dalam seleksi itu. Ia mengaku sempat minder dengan peserta lain. Namun, ia percaya dan optimistis lolos seleksi penerimaan Polri.

"Setiap hari saya lari-lari untuk persiapan fisik," katanya.

Ayah Samsul, Supardi mengatakan, dari kecil Samsul berkeinginan masuk polisi. Bahkan, anaknya tersebut setiap hari selalu lari-lari untuk menjaga kondisi fisiknya saat masuk angkatan.

"Anak saya daftar SPN Maret kemarin. Tesnya lolos terus sampai Pantukhir (penilaian penitia penentu akhir) bintara Polri," kata Supardi.

Baca juga: Kisah Mahasiswa Termuda UGM Berusia 15 Tahun, Ingin Sekolah Reguler hingga Masuk SD Usia 5 Tahun

Dia pun bangga dan senang setelah mendengar anaknya tersebut lolos seleksi SPN. Supardi mengaku sudah 35 tahun bekerja menjadi penjaga SDN Mojosongo 3.

Pendapatan dari penjaga sekolah tidak seberapa. Sehingga untuk menambah pendapatan keluarga, Supardi membuka warung kantin di sekolah tersebut.

"Hasil dari berjualan di kantin tidak menentu. Terkadang sehari bisa dapat Rp 200.000 sampai Rp 300.000," terang Supardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com