Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemeriksaan Kesehatan Hewan Kurban, Petugas Temukan Sapi Tertusuk Paku

Kompas.com - 05/08/2019, 16:21 WIB
Amran Amir,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PALOPO, KOMPAS.com - Menjelang hari raya Idul Adha 1440 hijriah, Dinas Pertanian dan Peternakan, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Senin (5/8/2019) siang, memeriksa hewan kurban di sejumlah titik.

Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan bahwa semua hewan kurban dalam keadaan sehat dan layak.

Pemeriksaan hewan kurban meliputi fisik yakni mata, gigi, hidung dan mulut, termasuk umur hewan kurban.

Dalam pemeriksaan, petugas menemukan sejumlah sapi yang tidak layak kurban karena mengalami cacat fisik seperti tertusuk paku, hidung mengalami luka serta terkena penyakit mata.

Baca juga: Ini Dia Kelebihan Domba Merino, Jadi Favorit untuk Kurban

Namun, kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palopo, Bahtiar mengatakan, selama ini pihaknya belum menemukan hewan kurban yang terkena penyakit menular baik ke ternak lain maupun ke manusia.

Pihaknya hanya menemukan hewan kurban jenis sapi yang tidak layak karena cacat fisik.

“Pemantauan hari ini ditemukan 3 ekor sapi yang tidak layak untuk dikurbankan karena mengalami cacat fisik, yaitu 1 ekor sapi sakit akibat ditusuk paku karena pengelola menempatkannya di area terbuka dan tidak bebas dari bekas bahan bangunan. Sementara 2 ekor sapi mengalami sakit pada mata dan hidung. Yang 2 ekor ini telah dilaporkan sebelumnya oleh pengelola, dan petugas memberikan penanganan,” kata Bahtiar saat dikonfirmasi di lokasi, Senin (5/8/2019).

Pemeriksaan secara antemortem ini dilakukan hingga Jumat (9/8/2019). Petugas Dinas Pertanian dan Peternakan tidak lagi memberikan pengobatan antibiotik kepada hewan kurban yang akan disembelih pada hari raya Idul Adha mendatang.

“Hewan kurban yang akan disembelih tidak diberi lagi antibiotik atau injeksi, yang kami berikan antibiotik adalah hewan kurban yang sakit pada mata dan bagian mulut, dan itu kami nyatakan tidak layak untuk dikurbankan,” ucap Burhanuddin, dokter hewan dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palopo.

Menurutnya, hasil pemeriksaan hewan kurban di beberapa lokasi dalam Kota Palopo saat ini umumnya dinyatakan sehat dan layak. Namun pihaknya berharap agar pada musim kemarau ini, ketersediaan air dan pakan ternak harus dijaga.

“Kami imbau kepada pelaku usaha jual beli ternak agar sapinya dibuatkan kandang khusus, bukan ditempatkan sembarang karena bisa menimbulkan kesehatan hewan kurban terganggu. Kesehatan ternak dijaga dengan menyediakan air dan pakan agar kesehatannya terjaga hingga hari raya Idul Adha,” ujarnya.

Sementara itu, salah seorang pedagang sapi kurban di Kelurahan Sampoddo, Kota Palopo, Masaruddin mengatakan, sapi yang dijual didatangkan dari luar daerah, yakni dari Flores sebanyak 100 ekor jenis sapi bali.

Baca juga: Ini Penampakan Sapi Kurban 1 Ton yang Dibeli Jokowi Seharga Rp 85 Juta

Menurutnya, tahun ini pedagang terkendala dengan kurangnya pakan segar akibat masuknya musim kemarau yang berdampak pada pertumbuhan sapi. Harga sapi kurban di Kota Palopo tertinggi mencapai Rp 15 juta dan terendah Rp 10 juta.

“Untuk yang besar harganya Rp 15 juta bisa menghasilkan 125 kilogram daging, sedangkan yang rendah Rp 10 juta hanya menghasilkan 70 kilogram daging,” tutur Masaruddin. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com