Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Baru Tumpahan Minyak Pertamina, Ribuan Jaring Nelayan Rusak hingga Tanggap Darurat 2,5 Bulan

Kompas.com - 05/08/2019, 13:15 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Tumpahan minyak di anjungan lepas pantai Pertamina Hulu Energi (PHE) Offfshore North West Java (ONWJ) telah menyebabkan bencana ekologis.

Para pegiat lingkungan menjelaskan, tumpahan minyak tersebut telah menyebabkan munculnya gelembung gas di sekitar lokasi tumpahan.

Sekretaris Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai Citarum (Forkadas) Yuda Febrian Silitonga mendesak Pertamina untuk terbuka dan menjelaskan dampak lingkungannya kepada masyarakat, Jumat (2/8/2019).

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah mengumpulkan Bupati Karawang dan Bekasi bersama Pertamina untuk membahas insiden minyak tumpah di Laut Jawa tersebut.

Salah satu hasil dari pertemuan itu adalah penetapan tanggap darurat diberlakukan selama 2,5 bulan.

Baca fakta lengkapnya berikut ini:

1. Dua langkah atasi bencana tumpahan minyak

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat ditemui usai bertemu dengan ILO di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Senin (27/7/2019).KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat ditemui usai bertemu dengan ILO di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Senin (27/7/2019).

Gubernur Ridwan Kamil menjelaskan, ada dua langkah yang diambil untuk mengatasi bencana minyak tumpah di Karawang.

Pertama, memberlakukan tanggap darurat hingga 2,5 bulan. Bersamaan dengan itu, Pertamina telah meminta perusahaan asing untuk mematikan sumur yang bocor tersebut.

"Pertamina sudah memanggil perusahaan global yang tugasnya terbiasa mematikan sumur yang bocor dan tumpah ke laut," ujar Emil.

Langkah kedua, memberlakukan masa recovery hingga enam bulan. Perbaikan dilakukan secara menyeluruh mulai dari dampak sosial hingga teknis. Bahkan, tim akan memeriksa kualitas ikan.

"Kedua masa recovery 2-6 bulan berikutnya tergantung kecepatan. Yang harus di-recovery ekonomi warga, sosial dampak psikologis akan kami perhatikan, seperti di Bekasi mungkin tidak banyak warganya tapi pantainya terkena. Karena area yang terdampak tidak hanya garis batas Karawang tapi Bekasi," tutur dia.

Baca juga: Ridwan Kamil Kumpulkan Kepala Daerah dan Pertamina Cari Solusi Insiden Kebocoran Minyak

2. Pertamina akan tutup PHE ONWJ

Warga menggunakan motor untuk mengangkut karung yang berisi tumpahan minyak Oil Spill yang tercecer milik Pertamina di Pesisir Pantai Cemarajaya, Karawang, Jawa Barat, Minggu (4/8/2019). Pasir yang tercemar minyak tersebut dikumpulkan dan akan dipindahkan ke pabrik penyimpanan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) untuk dimusnahkan.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Warga menggunakan motor untuk mengangkut karung yang berisi tumpahan minyak Oil Spill yang tercecer milik Pertamina di Pesisir Pantai Cemarajaya, Karawang, Jawa Barat, Minggu (4/8/2019). Pasir yang tercemar minyak tersebut dikumpulkan dan akan dipindahkan ke pabrik penyimpanan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) untuk dimusnahkan.

Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf menyatakan, agar kejadian tumpahan minyak di Laut Karawang tidak terulang, sumur YYA-1 di area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) bakal ditutup.

"Pasti (ditutup) karena kami mengamankan supaya tidak ada aliran lagi. Saya kira akan lebih aman kalau kami tinggalkan," kata Nanang di Gedung Pakuan Bandung, Jawa Barat, usai bertemu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan sejumlah kepala daerah, Jumat (2/8/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com