Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Bersenjata, Pendidikan 700-an Anak Pengungsi Nduga di Papua Terbengkalai

Kompas.com - 05/08/2019, 06:15 WIB
Rachmawati

Editor

Seiring berjalannya waktu, jumlah pengungsi kian bertambah. Jumlah terakhir anak pengungsi Nduga yang menempuh pendidikan di sekolah darurat mencapai 723 siswa.

"Jumlah itu kita tampung di sekolah darurat, apa adanya, kita punya sepuluh kelas di sekolah darurat ditambah tiga ruangan dari gedung sekolah minggu yang kita pinjam dari gereja," ungkap Ence.

Baca juga: Tanggapan Gubernur Papua soal Konflik Nduga dan Warga yang Mengungsi

Diakui, kondisi sekolah darurat memang tidak layak. Bangunan sekolah itu hanya dibangun dari kayu dan beratap seng. Anak-anak yang sekolah pun terpaksa berhimpitan satu sama lain.

"Anak-anak ada yang terpaksa berdiri saja atau duduk di tanah, atau kalau duduk berdempetan terlalu rapat sehingga sulit untuk menulis. Tapi itu kondisi yang bisa kami buat dan saat ini kalau kami bangun lagi, kami sedang bangun kembali, yang akan kami lakukan adalah memperluas ruang kelas," jelas Ence.

Bulan lalu, bangunan sekolah dalam kondisi rusak berat dengan kondisi terpal yang sudah compang-camping.

Ini membuat aktivitas sekolah sempat vakum, sehingga aktivitas belajar mengajar anak-anak pengungsi, tertinggal dari sekolah-sekolah lain.

Pemerintah Daerah Nduga sempat memberi opsi untuk menyekolahkan anak-anak tersebut di sekolah di Wamena, Kenyam dan distrik-distrik lain.

Namun menurut Ence, ada kendala bagi anak-anak pengungsi. Akhirnya diputuskan sekolah darurat dibangun kembali.

"Kami mau tidak mau tetap membangun sekolah darurat, walaupun ini sudah terlambat satu bulan."

"Kami sebenarnya merasa bersalah juga dengan adik-adik pengungsi. Tapi mau bilang apa, kami harus berkoordinasi, tidak bisa asal bangun saja," jelas Ence.

Baca juga: Ganja dan 80 Butir Amunisi yang Disita Diduga untuk Kelompok Separatis di Nduga

Jumlah anak-anak Nduga yang mengungsi diperkirakan akan terus bertambah.

Setidaknya empat anak pengungsi baru bergabung dengan belasan anak pengungsi lain di rumah singgah yang dikelola oleh salah satu relawan, Raga Kogoya.

Dituturkan Raga, anak-anak sudah tak sabar untuk bersekolah kembali.

"Saya bilang 'kamu tunggu ini kami lagi cari jalan'," ujar Raga.

"Saya percaya minggu besok mereka akan usahakan masuk. Kami akan sampaikan bahwa tanggal lima kamu anak sekolah bisa datang, tanggal 5 (Agustus) akan operasi, itu janjinya. Sekolah sudah rusak total tapi kami berusaha," ujar Raga.

Baca juga: Kodam Cenderawasih Sebut Mayoritas Warga Nduga Bermigrasi, Bukan Mengungsi

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com