Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Tukang Bubur Beri Seserahan Senilai RP 200 Juta | Selamat Setelah Mengapung 5 Hari di Laut

Kompas.com - 05/08/2019, 05:36 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Pernikahan Muhammad Kusmantono (23) dan Niswatun Hasanah (19) gadis asal Desa Lambanggelun mendadak viral di media sosial.

Kusmantono melamar gadis pujaan hatinya dengan seserahan berupa 2 ekor sapi, 3 ekor kambing, 1 ton beras, 1 kuintal beras ketan, 1 buah motor Vario, dan emas 20 gram.

Total seserahan yang diberikan senilai Rp 200 juta.

Berita tentang seserahan dengan nilai fantastis tersebut mendapat perhatian dari banyak pembaca.

Sementara di Banjarmasin, Endro (40) korban musibah tenggelamnya KM Pieces GT 93 ditemukan selamat setelah bertahan selama lima hari di laut dengan mengapung menggunakan tempat ikan yang terbuat dari styrofoam.

Untuk bertahan hidup, dia minum air kencingnya dan sempat menangkap ikan untuk dimakan.

Berikut 5 berita populer nusantara:

1. Tukang bubur berikan seserahan berupa sapi, kambing, dan emas

Dua ekor Sapi yang dijadikan untuk lamaran

Tribun Jateng Dua ekor Sapi yang dijadikan untuk lamaran
Muhammad Kusmantono (23), seorang tukang bubur di Pekalongan melamar gadis pujaan hatinya dengan seserahan berupa 2 ekor sapi, 3 ekor kambing, 1 ton beras, 1 kuintal beras ketan, 1 buah motor Vario, dan emas 20 gram.

Seserahan yang diberikan senilai total Rp 200 juta. Semua seserahan tersebut diarak dari rumah pengantin laki-laki ke rumah pengantin wanita yang jaraknya tidak begitu jauh, yakni di Dukuh Mandelun, Desa Lambanggelun, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

Prosesi seserahan dengan cara diarak tersebut menjadi viral di sosial media.

Muhammad Kusmantono mengatakan sesarahan yang dilakukan kemarin itu sebagai bentuk rasa sayangnya pada pengantin wanita, Niswatun Hasanah.

"Alhamdulillah mas, senang sekali dan bersyukur atas rejeki yang telah diberikan ini," katanya.

Ia mengatakan setiap hari ia bekerja sebagai tukang bubur di daerah Bogor, Jawa Barat.

"Saya menjalin hubungan dengan Niswa belum ada satu tahun. Genap satu tahun besok tanggal 14 Agustus," tambahnya.

Baca juga: Menikah, Tukang Bubur Berikan Seserahan Honda Vario, 2 Sapi Impor, 3 Kambing, dan 20 Gram Emas

 

2. Selamat setelah mengapung 5 hari di laut

Proses penyelamatan korban tenggelamnya Kapal Motor Pieces di perairan Tanjung Selatan, Kalimantan Selatan. 
Tribunnews Proses penyelamatan korban tenggelamnya Kapal Motor Pieces di perairan Tanjung Selatan, Kalimantan Selatan.
Endro (40), korban selamat musibah tenggelamnya KM Pieces GT 93 bertahan selama lima hari di laut dengan mengapung menggunakan tempat ikan yang terbuat dari styrofoam.

Endro ditemukan terombang-ambing oleh KM Bunga Tanjung.

Dilansir dari Tribunbanjarbaru.com, di video rekaman yang diterima dari Basarnas terlihat Endro menceritakan bahwa setelah kapal terbakar dan tenggelam, dirinya dan 31 awak kapal mengapung bersama.

Untuk mengatasi haus, Endro meminum air kencingnya dua kali dalam sehari. Dia pun sempat menangkap seekor ikan dan memakannya. Oleh karena tak kunjung ada pertolongan, dia mengambil sikap berpencar.

“Setelah empat hari mengapung tidak ada juga bantuan, saya meminta izin kapten untuk berpisah,” ujarnya.

Selanjutnya Endro bersama tiga awak lainnya memisahkan diri.

Dalam perjalanan, mereka seperti melihat sebuah pulau.

"Sempat melihat pulau. Namun karena sudah tidak punya kekuatan lagi, saya tidak bisa melanjutkan perjalanan dan hanya pasrah," akunya lagi.

Baca juga: Kisah Endro, Selamat Setelah Mengapung 5 Hari dan Minum Air Kencing hingga Tangkap Ikan

 

3. Soal twit, Risma: aku sudah biasa dihina

Wali Kota Surabaya Tri RismahariniKOMPAS.com/GHINAN SALMAN Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kembali menanggapi cuitan anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan ( TGUPP) DKI Jakarta Marco Kusumawijaya yang menyerang dirinya.

Dalam cuitannya di media sosial Twitter, Marco mengatakan, pengelolaan sampah di Jakarta akan bagus bila Risma menjabat kepala Dinas Persampahan DKI.

Saat ditemui usai acara Welcome Dinner Asia Pasific Hospice and Palliative Care Conference (APHC) di Halaman Taman Surya, Balai Kota Surabaya, Sabtu (38/2019) malam, Risma mengaku belum membaca cuitan anggota TGUPP Anies Baswedan tersebut.

Ia pun menyerahkan semuanya ke jajarannya di Pemerintah Kota Surabaya.

"Aku enggak moco kok (aku enggak baca). Nanti kita lihat, itu urusannya teman-teman ya," kata Risma, Sabtu.

Menurut Risma, ia sudah terbiasa mendapatkan hinaan dari orang-orang yang tidak suka dengan apa yang sudah dilakukan untuk Kota Surabaya.

"Iya, ngenyek (menghina) ya. Enggak apa-apa, aku biasa dinyek (dihina) kok. Dia ngenyek aku, nanti dilihat saja ya," ujar Risma.

Ia menambahkan, tidak mau ambil pusing dan memilih menanggapinya dengan santai.

"Katanya, orang sabar itu kekasihnya Allah. Harus sabar biar nanti yang balas gusti Allah ya," imbuh Risma.

Baca juga: Soal Twit Anggota TGUPP DKI, Risma: Aku Sudah Biasa Dihina

 

4. Pelaku perusakan sering hina Menteri Susi di medsos

Penyidik Satreskrim Polres Ciamis menggelandang tersangka A (pakaian kotak-kotak) sebelum ekspos kasus perusakan rumah Menteri KKP, Susi Pudjiastuti di Mapolres Ciamis, Minggu (04/08/2019).Candra Nugraha Penyidik Satreskrim Polres Ciamis menggelandang tersangka A (pakaian kotak-kotak) sebelum ekspos kasus perusakan rumah Menteri KKP, Susi Pudjiastuti di Mapolres Ciamis, Minggu (04/08/2019).
Tersangka perusakan pos satpam di kediaman Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, A, diketahui sering mengunggah penghinaan dan pencemaran nama baik Susi di media sosial.

"Tersangka mengungkap kekesalannya dengan postingan negatif," kata Kapolres Ciamis, Ajun Komisaris Besar Bismo Teguh Prakoso saat ekspos kasus perusakan rumah menteri Susi di Mapolres, Minggu (4/8/2019).

Menurut Bismo, unggahan tersebut bertendensi menghina, mencemarkan nama baik, dan menghancurkan karier Menteri Susi.

Penyidik Satreskrim Polres Ciamis kemudian bekerja sama dengan ahli bahasa untuk menyelidiki unggahan yang ditulis A di media sosial.

Menurut keterangan ahli bahasa, pada unggahan tersangka ada unsur kesengajaan dari pelaku untuk menghina dan mencemarkan nama baik Susi.

Meski demikian, hingga saat ini polisi masih menjerat A dengan pasal perusakan terhadap kediaman Susi Pudjiastuti.

Baca juga: Rumah Menteri Susi Dirusak, Pelaku Diketahui Sering Hina Susi di Medsos

 

5. Fakta di balik pengejaran Fortuner pelaku tabrak lari

Tangkapan layar video aksi Polisi di Mojokerto Jawa Timur, menghentikan mobil Toyota Fortuner yang kabur usai menabrak pengendara motor.KOMPAS.com/HANDOUT Tangkapan layar video aksi Polisi di Mojokerto Jawa Timur, menghentikan mobil Toyota Fortuner yang kabur usai menabrak pengendara motor.
Sebuah video amatir aksi polisi mengejar mobil Toyota Fortuner pelaku tabrak lari beredar luar di media sosial dan aplikasi WhatsApp pada Sabtu (3/8/2019).

Ada 2 video yang didapatkan Kompas.com terkait aksi itu. Video pertama menayangkan adegan 2 polisi mengejar mobil Toyota Fortuner di tengah kondisi arus lalu lintas yang sedang ramai.

Tampak dalam tayangan pada video pertama, mobil warna putih dengan nopol S 1479 QJ berhenti di tengah jalan, lalu didekati oleh 2 polisi. Saat mendekati mobil, petugas menodongkan pistol ke arah pengemudinya.

Lalu pada video kedua, 2 petugas sedang berusaha membuka pintu mobil bagian kanan. Tayangan itu memperlihatkan kedua petugas sedang memegang pistol, satu diarahkan ke atas dan satunya lagi ke bawah.

Baca juga: Fakta di Balik Pengejaran Fortuner Pelaku Tabrak Lari, Pengemudi Tidak Mau Keluar hingga Polisi Todongkan Pistol

 

Sumber : KOMPAS.com (Rachmawati, Ghinan Salman, Candra Nugraha)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com