Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Tari DIY Pukau Penonton Festival Indonesia di Moskow

Kompas.com - 04/08/2019, 08:17 WIB
Amir Sodikin,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

MOSKOW, KOMPAS.com - Tepuk tangan dari penonton begitu membahana selama beberapa menit tanpa putus ketika para penari Dewa Ruci menyelesaikan tariannya di Festival Indonesia di Moskow, Rusia, Sabtu (3/8/2019) waktu setempat.

Untuk kesekian kalinya, ribuan penonton yang hadir selalu dibuat kaget sekaligus kagum saat tim tari Daerah Istimewa Yogyakarta memainkan tarian yang mereka bawakan. Selain tari "Dewa Ruci", tim budaya DIY juga membawakan tari "Asmaradhana" dan tari "Sintren".

Para penonton berasal dari warga Rusia dan warga Indonesia yang datang ke Taman Krasnaya Presnya seluas 16,5 hektare yang didirikan tahun 1932 di jantung kota Moskow.

Baca juga: Di Balik Tari Thengul Bojonegoro, Wayang 3 Dimensi hingga Terdaftar HAKI

Taman ini merupakan monumen sejarah dan arsitektur kuno, serta monumen seni lanskap abad XVIII-XIX.

Usai berakhirnya pertunjukan, para penonton berebut mengajak berfoto bersama para penari. Ajakan berfoto terus mengalir bahkan hingga jam tutup festival.

Tari Dewa Ruci saat ditampilkan di Festival Indonesia di Moskow, Rusia. Festival berlangsung 2-4 Agustus 2019.DOK TIM FESTIVAL INDONESIA DIY Tari Dewa Ruci saat ditampilkan di Festival Indonesia di Moskow, Rusia. Festival berlangsung 2-4 Agustus 2019.

Kepala Bidang Perencanaan Dinas Kebudayaan DIY Dwi Pudji Astuti yang mendampingi tim kesenian, menggambarkan suasana malam itu sangat ramai, meriah, dan penontonnya sangat apresiatif. "Kami senang, tepuk tangannya begitu panjang tiada henti," kata Dwi.

Para penari sampai tertahan di panggung utama karena terus menerus diminta foto bersama dengan warga Rusia. Antusiasme warga Rusia begitu membanggakan.

"Malam ini kami sampai hampir tidak bisa pulang dari lokasi menari. Kalau enggak disudahi, para penari terus menerus diajak berfoto padahal feativalnya sudah mau tutup malam itu," kata Dwi.

Baca juga: Tampilkan Tari Thengul, Cara Bojonegoro Menyapa Dunia

Bangga dan haru juga menyelimuti hati sang sutradara ketiga tari tersebut, Yosef Adityanto Aji.

"Applause penonton membuat kami bangga dan selalu kami ingat," kata Yosef.

Yosef yang juga pengajar Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Jurusan Tari Fakultas Seni Pertunjukan mengatakan, tari kreasi dari DIY memang dibuat energik berbalut modern.

"Tujuan tari ini diciptakan untuk hiburan, sehingga kita padukan gerakan tari tradisional dengan gerakan pop," katanya.

Tari Dewa Ruci saat ditampilkan di Festival Indonesia di Moskow, Rusia. Festival berlangsung 2-4 Agustus 2019.DOK TIM FESTIVAL INDONESIA DIY Tari Dewa Ruci saat ditampilkan di Festival Indonesia di Moskow, Rusia. Festival berlangsung 2-4 Agustus 2019.

Musik merupakan gabungan atau kolaborasi antara pop dengan tradisi. Tujuannya agar anak-anak muda mau menyukai tari.

"Ketiga tari ini bersifat tari kreasi yang kolosal menggabungkan tari tradisional dengan gerakan tari modern," kata Yosef.

Ketiganya memiliki keunggulan pada gerakan yang energik, gesit, lincah, disertai dengan koreografi yang modern dengan gerakan tak terduga.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com