MOSKOW, KOMPAS.com - Tepuk tangan dari penonton begitu membahana selama beberapa menit tanpa putus ketika para penari Dewa Ruci menyelesaikan tariannya di Festival Indonesia di Moskow, Rusia, Sabtu (3/8/2019) waktu setempat.
Untuk kesekian kalinya, ribuan penonton yang hadir selalu dibuat kaget sekaligus kagum saat tim tari Daerah Istimewa Yogyakarta memainkan tarian yang mereka bawakan. Selain tari "Dewa Ruci", tim budaya DIY juga membawakan tari "Asmaradhana" dan tari "Sintren".
Para penonton berasal dari warga Rusia dan warga Indonesia yang datang ke Taman Krasnaya Presnya seluas 16,5 hektare yang didirikan tahun 1932 di jantung kota Moskow.
Baca juga: Di Balik Tari Thengul Bojonegoro, Wayang 3 Dimensi hingga Terdaftar HAKI
Taman ini merupakan monumen sejarah dan arsitektur kuno, serta monumen seni lanskap abad XVIII-XIX.
Usai berakhirnya pertunjukan, para penonton berebut mengajak berfoto bersama para penari. Ajakan berfoto terus mengalir bahkan hingga jam tutup festival.
Kepala Bidang Perencanaan Dinas Kebudayaan DIY Dwi Pudji Astuti yang mendampingi tim kesenian, menggambarkan suasana malam itu sangat ramai, meriah, dan penontonnya sangat apresiatif. "Kami senang, tepuk tangannya begitu panjang tiada henti," kata Dwi.
Para penari sampai tertahan di panggung utama karena terus menerus diminta foto bersama dengan warga Rusia. Antusiasme warga Rusia begitu membanggakan.
"Malam ini kami sampai hampir tidak bisa pulang dari lokasi menari. Kalau enggak disudahi, para penari terus menerus diajak berfoto padahal feativalnya sudah mau tutup malam itu," kata Dwi.
Baca juga: Tampilkan Tari Thengul, Cara Bojonegoro Menyapa Dunia
Bangga dan haru juga menyelimuti hati sang sutradara ketiga tari tersebut, Yosef Adityanto Aji.
"Applause penonton membuat kami bangga dan selalu kami ingat," kata Yosef.
Yosef yang juga pengajar Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Jurusan Tari Fakultas Seni Pertunjukan mengatakan, tari kreasi dari DIY memang dibuat energik berbalut modern.
"Tujuan tari ini diciptakan untuk hiburan, sehingga kita padukan gerakan tari tradisional dengan gerakan pop," katanya.
Musik merupakan gabungan atau kolaborasi antara pop dengan tradisi. Tujuannya agar anak-anak muda mau menyukai tari.
"Ketiga tari ini bersifat tari kreasi yang kolosal menggabungkan tari tradisional dengan gerakan tari modern," kata Yosef.
Ketiganya memiliki keunggulan pada gerakan yang energik, gesit, lincah, disertai dengan koreografi yang modern dengan gerakan tak terduga.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.