Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Dini Tsunami Pasca-gempa Banten, Warga Pesisir Pandeglang, Lebak, dan Cilacap Mengungsi

Kompas.com - 02/08/2019, 21:10 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Warga di pesisir Kabupaten Pandeglang dan Lebak mengungsi ke dataran tinggi setelah muncul peringatan dini tsunami pascagempa Banten dengan magnitudo 7,4, Jumat (2/8/2019).

Pantauan Kompas.com, warga yang mengungsi adalah mereka yang bermukim di pesisir pantai di Pandeglang dan Lebak, antara lain di Kecamatan Bayah, Panggarangan, Cihara, Malingping, Sumur, Panimbang, Labuan hingga Anyer.

Warga mengungsi ke perbukitan yang lebih jauh dari bibir pantai. Mereka mengungsi dengan berbagai cara mulai dari jalan kaki, menggunakan sepeda motor hingga kendaraan roda empat.

Baca juga: Peringatan Dini Tsunami Pasca-gempa Banten, Warga Pandeglang dan Lebak Mengungsi

Situasi ini membuat jalanan dilaporkan macet, seperti jalan raya menuju Cikotok, dekat Bayah.

Cikotok yang merupakan dataran tinggi menjadi tempat tujuan mengungsi warga di sekitar Bayah, Panggarangan Cihara serta Malingping.

Sementara itu warga Sumur, Pandeglang, di kawasan pusat gempa juga langsung mengungsi sesaat setelah gempa mengguncang.

Erna, warga Pandeglang, menyebutkan, keluarganya di wilayah Sumur telah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi sesaat setelah gempa. Keluarganya menuturkan, air laut telah naik ke atas.

Daerah Sumur merupakan kawasan yang paling terkena dampak paling parah pada bencana tsunami akhir 2018.

Sedangkan di Labuan, Pandeglang warga mengungsi ke kawasan yang lebih tinggi seperti ke arah Menes hingga menuju ke pusat Kota Pandeglang.

Baca juga: Diguncang Gempa 7,4 Magnitudo, Warga Sumur Mengungsi, Listrik Padam

Hal sama juga dilakukanoleh warga pesisir Cilacap.

Sejumlah warga di Kelurahan Tegalkamulyan dan Desa Welahan Wetan memilih untuk mengungsi akibat isu tsunami.

Upaya sosialisasi demi meredam kepanikan masyarakat dilakukan oleh para ketua rukun nelayan melalui media sosial.

Ketua rukun nelayan Pandanarang melalui video singkat menuturkan jika kondisi Pantai Teluk Penyu masih terpantau aman. Ketinggian muka air laut masih normal dan tidak ada gelombang yang cukup signifikan.

Baca juga: Gempa Banten, Warga Pesisir Cilacap Panik dan Mengungsi

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Cilacap, Rendi Krisnawan mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak termakan informasi hoaks.

"Tidak usah mengungsi jauh-jauh. Yang penting untuk malam ini sementara jangan berada di bibir pantai hingga pukul 03.00 WIB nanti. Perkiraan tinggi gelombang yang akan sampai di Cilacap tidak lebih dari setengah meter," tegasnya.

Di Pangandaran, Ketua Forum Kordinasi Tagana Pangandaran, Nana Suryana mengatakan, kondisi di sekitar Pantai Pangandaran terpantau aman.

"Kondisi air laut masih aman. Rekan-rekan dari Tagana terus memantaunya," jelas Nana saat dikonfirmasi Jumat malam.

Meski demikian, lanjut dia, pihaknya mengimbau warga yang ada di pesisir untuk tetap waspada. Warga diimbau mengevakuasi mandiri ke tempat lebih tinggi.

Baca juga: Gempa Banten, Warga Pangandaran Diimbau Evakuasi Mandiri ke Tempat Tinggi

Ihwal kerusakan bangunan akibat gempa, Nana mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menerima laporan bangunan rusak.

"Mudah-mudahan tidak ada," harapnya.

Salah seorang tokoh pemuda Pangandaran, Sutan Abdul Rosyid mengatakan, saat ini daerah Pangandaran aman dan kondusif. Pasca-gempa memang ada warga yang berkerumun.

"Namun tidak sampai panik," ujarnya

Sumber KOMPAS.com (Acep Nazmudin, M Iqbal Fahmi, Caroline Damanik, Candra Nugraha)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com