KOMPAS.com - Gempa magnitudo 7,2 di Halmahera Selatan, Maluku Utara, pada Minggu (14/7/2019) masih menyisakan dampak luar biasa bagi warganya. Hingga saat ini wilayah ini masuk masa transisi darurat dan ribuan pengungsi masih membutuhkan bantuan.
Data dari BNPB per 31 Juli 2019, total wilayah yang terkena dampak gempa di Halmahera Selatan meliputi 77 desa dan 11 kecamatan.
Jumlah korban menurut pendataan terakhir adalah 14 orang meninggal dunia, 121 luka-luka, dan 26.051 orang mengungsi. Selain itu, sebanyak 2.671 unit rumah dan 135 fasilitas rusak.
Berdasarkan pendataan BNPB, estimasi kerugian Gempa Halmahera Selatan capai Rp 238 miliar.
Baca juga: Pasca-gempa Magnitudo 7,2 di Halmahera Selatan, 13 Meninggal hingga 26 Sekolah Rusak
Saat ini, Halmahera Selatan sedang berada dalam masa transisi darurat setelah masa tanggap darurat berakhir, yakni dari 14-28 Juli 2019.
Dalam masa transisi ini, menurut BNPB ada tiga prioritas kebutuhan di bidang kelogistikan yang harus segera diupayakan. Yakni untuk sembako, perlengkapan sekolah dan perlengkapan dapur atau peralatan makan.
Untuk mengatasi hambatan logistik pendistribusian kebutuhan pengungsi, BNPB bekerja sama dengan e-commerce Bukalapak.
Kerja sama awal, Bukapalak akan mengirimkan 1.000 paket sembako untuk korban gempa di Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Bantuan tersebut secara simbolis diserahkan pada Kamis (1/8/2019) oleh Chief Financial Officer Bukalapak Natalia Firmansyah kepada Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo.
Bantuan bahan makanan tersebut akan dikirimkan melalui jejaring logistik (distribution warehouse) Bukalapak terdekat dengan lokasi bencana, yakni dari kota Maluku.
Baca juga: Korban Gempa di Halmahera Selatan Segera Dibangunkan Hunian Sementara
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan