Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Petinju Peraih WBC dan IBF Jadi Kuli Bangunan: Upah Kuli Lebih Besar Dibanding Petinju

Kompas.com - 02/08/2019, 07:00 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Prestasi gemilang Rivo Kundimang di ring tinju, berbanding terbalik dengan kehidupanya di dunia nyata.

Siapa sangka, kehidupan petinju asal Manado, Sulawesi Utara, pemegang gelar WBC Asia Youth dan IBF Pan Pacific kelas Super Light 63,5 Kg, terseok-seok.

Bahkan, untuk menafkahi istri serta memenuhi kebutuhan sehari-hari, Rivo menjadi kuli bangunan.

Ditemui Kompas.com di kediamannya di Jalan Pumorow Banjer, Lingkungan III, Manado, Selasa (30/7/2019), Rivo menceritakan menjalani profesi sebagai kuli bangunan karena kecilnya pendapatan sebagai petinju.

Baca juga: Prada DP Menangis Saat Dengar Kesaksian Kakak dari Kekasihnya yang Dimutilasi

Selama menjalani karir sebagai petinju, Rivo yang mengidolakan Chris John ini tak pernah mendapatkan pendapatan yang layak.

Rivo menceritakan, di dunia tinju profesional, ia mendapatkan honor berdasarkan kontrak.
Namun, honor tersebut terbilang kecil yakni Rp 12 juta untuk waktu tujuh bulan.

Tak hanya itu, saat tinggal di Jakarta selama sekitar dua tahun, Rivo terpaksa harus berhemat. Ia hanya mendapatkan uang makan Rp 50,000 per hari. Dalam sepekan minimal uang makan yang ia dapat Rp 350.000.

Jumlah itu bahkan lebih kecil ketika ia menjadi kuli bangunan. Dalam sehari menjadi kuli bangunan, ia bisa mendapatkan upah Rp 150.000 atau dalam sebulan sudah bisa dapat sekitar Rp 4,5 juta.

Di Jakarta, Rivo hidup bersama istrinya. Karena hanya mendapatkan uang makan kecil, kadang-kadang ia bersama istrinya hanya makan kacang-kacangan, rempeyek dan minum kopi.

Ia juga hanya diberi uang Rp 100.000 untuk membeli kebutuhan vitamin.

"Uang itu hanya beli vitamin CDR saja sudah habis. Seharusnya kita diberikan susu atau vitamin yang lebih untuk kebugaran," katanya.

Saat memenangkan sabuk IBF Pan Pacific, pihak sponsor, kata Rivo berjanji akan memberikan sepeda motor. Namun, sampai hari ini janji itu tak pernah ditepati.

Kurangnya honor yang didapat menjadi alasan utama Rivo kembali ke Manado. Rivo menilai
bekerja sebagai buruh bangunan, uang yang dihasilkan lebih jelas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com