JOMBANG, KOMPAS.com - Situs purbakala yang ditemukan di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, diyakini sebagai bekas petirtaan.
Keyakinan itu diperkuat dengan struktur yang membentuk pancuran air dan arca jaladwara. Sebelumnya, di lokasi ini ditemukan saluran air yang teridentifikasi sebagai peninggalan masa Majapahit.
Arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Wicaksono Dwi Nugroho mengungkapkan, berdasarkan identifikasi awal, situs berbentuk petirtaan di Sumberbeji Jombang, memiliki kemiripan bentuk dengan Candi Tikus di Trowulan Mojokerto.
"Kurang lebih seperti petirtaan di Candi Tikus, ada kolam yang di tengahnya ada suatu bangunan lain. Saat ini kita bisa lihat ada bangunan berbentuk lingkaran atau bundar," katanya di lokasi penemuan situs, Kamis (1/8/2019) petang.
Baca juga: Ditemukan Pancuran Air Berkepala Naga, Situs Era Majapahit di Jombang Membentuk Petirtaan
Namun, lanjut Wicaksono, pihaknya masih akan memastikan bentuk petirtaan setelah menyelesaikan survei penyelamatan situs purbakala di Sumberbeji Jombang.
"Cuma hari ini kami belum mengarah kesana," ujar Wicaksono, sembari mengatakan jika BPCB Jawa Timur melakukan survei penyelamatan situs hingga Sabtu (3/8/2019) nanti.
Dijelaskan, dalam survei penyelamatan yang sudah dilakukan sejak Selasa (30/7/2019), pihaknya menemukan struktur sudut bangunan yang membentuk pancuran air dan arca jaladwara.
Arca jaladwara yang ditemukan membentuk sebuah kepala naga. Saat ditemukan, posisi arca tidak berada posisi pada semula.
Baca juga: Struktur Mirip Fondasi di Situs Peninggalan Majapahit di Jombang Diduga Petirtaan
"Saat ditemukan, kondisi Jaladwara sudah terlepas dari posisi semula, cenderung ada di bagian tengah, tetapi kita mengidentifikasi jika itu jaladwara, terbentuk seperti kepala naga," beber Wicaksono.
Ukuran luas situs pada sisi utara diperkirakan 12 meter. Demikian pula dengan sisi selatan yg diperkirakan 12 meter.
"Untuk keluasannya kita baru menemukan sisi sebelah utara, sepanjang 12 meter. Kalau kita cerminkan di sisi selatan, kira-kira 12 meter, jadi kemungkinan bentuknya, lebarnya itu ada 24 meter. Untuk ke arah timur kita sedang cari," ungkap Wicaksono.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.