Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Butuh Lebih Banyak Anti Bisa Ular

Kompas.com - 01/08/2019, 14:01 WIB
Andi Hartik,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Banyaknya korban gigitan ular yang tidak bisa diselamatkan, sebagian besar diakibatkan karena tidak adanya obat anti bisa.

Di Indonesia hanya ada satu obat anti bisa yang diproduksi oleh Bio Farma, yakni serum anti bisa ular. Hal itu disampaikan oleh pakar herpetofauna dari Universitas Brawijaya Malang Nia Kurniawan. 

Menurut dia, Indonesia butuh obat anti bisa yang spesifik pada bisa ular tertentu. Sebab, berbeda jenis ular, bisa yang dikeluarkannya juga berbeda.

"Saya juga sudah mulai belajar mengkarakterisasi protein-protein (bisa ular) itu," kata Nia saat diwawancarai, Rabu (31/7/2019).

Nia Kurniawan mengatakan, terdapat sekitar 40 jenis ular berbisa yang hidup di Indonesia.

Supaya efektif, menurut Nia, obat anti bisa itu harus sesuai dengan karakteristik bisa yang dikeluarkan oleh ular tersebut. 

Untuk itu, satu jenis ular dibutuhkan satu obat anti bisa.

"Kita harus punya database morfologi dan DNA. Kan nanti akan ada anti bisa ular, bisa ularnya yang pasti. Jadi jangan sampai anti bisa ini untuk ular berbeda. Itu hasilnya akan berbeda," kata Nia.

Pada 28 Agustus 2019 mendatang, Nia dan kampusnya akan mengundang pembuat dan peneliti anti bisa ular dari Malaysia, Taiwan dan Thailand. Beberapa di antaranya yakni Tan Choo Hock dari Venom Research and Toxicology Laboratory, Departement of Pharmacology, University of Malaya, Malaysia dan Derek Y Chiang dari Taichung Veterans General Hospital, Taichung, Taiwan.

Nia Kurniawan mengatakan, para peneliti itu sudah berhasil membuat anti bisa ular secara spesifik untuk ular tertentu di negaranya masing-masing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com