Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Gunung Kerinci Erupsi, Warga Diminta Jauhi Radius 3 Km hingga PVMBG Sebut Semburan Abu Fenomena Biasa

Kompas.com - 01/08/2019, 11:36 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Gunung Kerinci yang membentang di Jambi dan Sumatera Barat mengalami erupsi pada Rabu (31/7/2019) pukul 12.48 WIB.

Tinggi kolom abu teramati sekitar 800 m di atas puncak (4.605 meter di atas permukaan laut). Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah timur laut dan timur.

Masyarakat dan wisatawan serta pengunjung yang berada di sekitar Gunung Kerinci dilarang mendaki kawah yang ada di puncak Gunung api Kerinci radius 3 kilometer.

PVMBG merekomendasikan agar penerbangan tidak melalui jalur di sekitar Gunung Kerinci, Sumatera Barat.

Rekomendasi itu terkait dampak letusan abu yang berpotensi mengganggu penerbangan.

Berikut fakta Gunung Kerinci yang sempat erupsi:

1. Warga diminta jauhi radius 3 Km

Panorama Gunung Kerinci, dari Desa Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi, Kamis(1/3/2012). Gunung Kerinci yang berbentuk strato vulkano, mempunyai karakter letusan bersifat eksplosif, diselingi dengan adanya aliran-aliran lava.KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Panorama Gunung Kerinci, dari Desa Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi, Kamis(1/3/2012). Gunung Kerinci yang berbentuk strato vulkano, mempunyai karakter letusan bersifat eksplosif, diselingi dengan adanya aliran-aliran lava.

Kepala Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani menuturkan, tinggi kolom abu teramati kurang lebih 800 meter di atas puncak atau sekitar 4.605 meter di atas permukaan laut.

"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah timur laut dan timur," kata Kasbani.

Kasbani menjelaskan, saat ini Gunung Kerinci berada pada status Waspada atau level II.

Masyarakat atau pengunjung dilarang beraktivitas di radius 3 kilometer dari kawah aktif.

Baca juga: Erupsi Gunung Kerinci, Warga Diminta Jauhi Radius 3 Km

2. Penerbangan diminta hindari jalur Gunung Kerinci

Ilustrasi pesawat maskapai NordWind Airlines.Shutterstock Ilustrasi pesawat maskapai NordWind Airlines.

Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan agar penerbangan tidak melalui jalur di sekitar Gunung Kerinci, Sumatera Barat.

Rekomendasi itu terkait dampak letusan abu yang berpotensi mengganggu penerbangan.

"Sebaiknya jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci dihindari, karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan," kata Kepala PVMBG Kasbani dalam keterangan tertulisnya, Rabu (31/7/2019).

Baca juga: Potensi Terdampak Letusan Abu, Penerbangan Diminta Hindari Jalur Gunung Kerinci

3. Aktivitas Gunung Kerinci kembali normal

Dok. Foto aerial Gunung Kerinci dan kawasan perkampungan padat penduduk di Kayu Aro, Kerinci, Jambi, Sabtu (4/5/2019)Antaranews Dok. Foto aerial Gunung Kerinci dan kawasan perkampungan padat penduduk di Kayu Aro, Kerinci, Jambi, Sabtu (4/5/2019)

Kepala Pos Pengamatan Gunung Kerinci, Rudra mengatakan aktivitas Gunung Kerinci di Provinsi Jambi kembali normal pasca- erupsi, Rabu (31/7/2019) siang.

"Sebenarnya aktivitas seperti biasa, tapi secara visual kami menyebutnya erupsi. Tapi sekarang normal seperti biasa," kata dia dihubungi Antara dari Jambi, Rabu.

Ia menyebut aktivitas masyarakat setempat pun saat ini seperti biasa, namun masyarakat diimbau untuk tidak mendekati gunung dalam radius tiga kilometer.

Baca juga: Pasca-erupsi, Aktivitas Gunung Kerinci Kembali Normal

4. Fenomena biasa

Dok. Foto Pelatih memandu anak-anak latihan silat dengan latar belakang Gunung Kerinci di Perguruan Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Desa Lindung Jaya, Kayu Aro, Kerinci, Jambi, Minggu (5/5/2019).Antaranews Dok. Foto Pelatih memandu anak-anak latihan silat dengan latar belakang Gunung Kerinci di Perguruan Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Desa Lindung Jaya, Kayu Aro, Kerinci, Jambi, Minggu (5/5/2019).

Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi-Badan Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Hendra Gunawan mengatakan erupsi Gunung Kerinci adalah fenomena biasa.

"Ya, benar Gunung Kerinci erupsi dengan tinggi kolom abu 800 meter, namun itu fenomena yang biasa terjadi di gunung itu, dan masyarakat tidak boleh terpengaruh isu-isu yang tidak jelas sumbernya," kata Hendra Gunawan, saat dihubungi Antara, Rabu (31/7/2019).

Gunung Kerinci (3.805 mdpl) di Kabupaten Kerinci yang berada di perbatasan Provinsi Jambi dan Sumatera Barat menyemburkan abu setinggi 800 meter pada Rabu, pukul 12.48 WIB.

Baca juga: PVMBG Sebut Semburan Abu Gunung Kerinci Adalah Fenomena Biasa

5. Status level II atau waspada

ilustrasi gunung berapibbc.com ilustrasi gunung berapi

Ia menyebutkan, status Gunung Kerinci tetap level II atau waspada. Status itu bertahan sejak September 2019.

"Karakter Gunung Kerinci memang setiap tahun selalu ada erupsi, seperti yang terjadi Rabu ini. Asalnya tidak masuk radius tiga kilometer maka itu zona aman. Masyarakat tetap tenang dan tetap beraktifitas, namun juga berkoordinasi dengan petugas Posko PGA atau BPBD di sana," katanya.

Baca juga: Gunung Kerinci Erupsi, Masyarakat Diminta Tak Dekati Radius 3 Km dari Kawah Aktif

Sumber: KOMPAS.com (Mela Arnani, Rachmawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com