Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Catatan Kriminal Egianus Kogoya, Teroris Paling Diburu hingga Diminta Menyerahkan Diri

Kompas.com - 01/08/2019, 10:15 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Hampir dipastikan, nama Eginaus Kogoya selalu disebut saat terjadi konflik senjata antara Organisasi Papua Merdeka dan TNI di Papua.

Sosok Egianus dianggap sebagai tokoh paling berpengaruh di kelompoknya dan TNI menganggap Egianus sebagai teroris, setelah melihat catatan kriminal 

Dalam enam bulan terakhir, Egianus dan kelompoknya telah melakukan 7 kali aksi teror kepada aparat atau warga sipil.

Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua P Sembiring meminta Egianus segera menyerahkan diri.

Berikut ini fakta lengkap tentang Egianus Kogoya:

1. Kesaksian Victor Mambor, jurnalis senior, saat bertemu Egianus

Prajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu (5/12/2018). Aparat gabungan terus berusaha mengatasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga telah menewaskan 31 karyawan PT Istika Karya saat melakukan pengerjaan jalur Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra/aww.Iwan Adisaputra Prajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu (5/12/2018). Aparat gabungan terus berusaha mengatasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga telah menewaskan 31 karyawan PT Istika Karya saat melakukan pengerjaan jalur Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra/aww.

Victor Mambor, seorang jurnalis senior di Papua, mengaku sempat bertemu dengan Egianus Kogoya pada Januari 2019 di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga.
Saat itu, dirinya ada pihak lain yang tidak bisa ia sebutkan membantu untuk membuatkan janji.

Pertemuan pun diatur pada tengah malam. Sebelum bertemu, Victor Mambor memperkirakan, saat itu ia harus berjalan kaki sekitar 2 jam sebelum tiba di lokasi Egianus.

"Jalan gelap, saya ikut arahan saja. Saya tidak tahu itu kami jalan ke arah mana, sampai tiba di perkampungan," kata Victor.

Rupanya, Egianus sudah menunggu Victor di dalam sebuah honai (rumah adat suku pegunungan). Pertemuan pun berlangsung hanya sebentar, sekitar 15 menit.

Baca juga: Tokoh di Balik Konflik Nduga, Siapa Egianus Kogoya?

2. Sosok terpelajar dan masih muda

Ilustrasi buku lama Ilustrasi buku lama

Victor menggambarkan sosok Egianus seperti remaja. Begitu pun anak buahnya yang dinilai masih tergolong muda.

"Usianya sekitar 17-18 tahun, yang ada di sekitar Egianus juga masih remaja, usia belasan tahun," ucap Victor.

Victor menceritakan, dari pembicaraan selama 15 menit, Egianus merupakan sosok terpelajar, berbeda dengan masyarakat lain yang ada di pegunungan.

Saat it, Egianus mengetahui bahwa dirinya sedang berbicara dengan seorang jurnalis, maka meminta agar hasil pembicaraan mereka tidak diberitakan.

Baca juga: Polisi Gagalkan Pengiriman Amunisi untuk KKB Pimpinan Egianus Kogoya

3. Catatan kriminal Egianus Kogoya di Papua

Proses evakuasi jenazah di Puncak Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga lokasi penembakan yang dilakukan kelompok KKB John Roy Purba/Istimewa Proses evakuasi jenazah di Puncak Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga lokasi penembakan yang dilakukan kelompok KKB

Setidaknya ada 7 catatan kriminal yang telah dilakukan Egianus dan kelompoknya di Papua, selama enam bulan terakhir ini.

Aparat penegak hukum menganggap, Eguanus merupakan orang yang paling bertanggung jawab atas aksi kriminal tersebut.

Salah satu aksi kriminal Egianus adalah saat membantai puluhan karyawan PT Istaka Karya di Nduga, pada tanggal 1-2 Desember 2018.

Saat itu, puluhan karyawan PT Istaka Karya yang bekerja untuk pembangunan jembatan Jalan Trans Papua di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, disandera oleh kelompok ini.

Sebanyak 25 pekerja pembangunan jembatan itu kumpulkan dan dibawa ke Puncak Kabo dan kemudian dieksekusi.

Lalu, sebanyak 4 orang berhasil melarikan diri dari eksekusi, 2 orang tak diketahui keberadaannya, dan 19 orang dipastikan tewas berdasarkan keterangan salah satu korban selamat.

Menurut Wakapendam XVII/Cendrawasih, Letkol Infanteri Dax Sianturi, Egianus Kogoya ini memimpin kelompok yang menentang NKRI.

“Jadi, Egianus Kogoya ini dalam catatan kita, adalah kelompok yang secara politik bertentangan dengan NKRI. Tak sedikit dari mereka memiliki catatan kriminal,” ungkap Dax.

Baca juga: 7 Catatan Kriminal Kelompok Separatis Pimpinan Egianus Kogoya di Nduga

4. TNI cap Egianus sebagai teroris

Ilustrasi TerorismeShutterstock Ilustrasi Terorisme

Dax mengungkapkan, kelompok Egianus memiliki 20-25 senjata api berstandar militer, yang diduga hasil rampasan dari anggota TNI dan Polri yang mereka ambil secara paksa.

“Sampai sejauh ini, kita terus berupaya untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok ini. Hanya saja, mereka sampai sejauh ini belum bisa kita tangkap,” ujar Dax.

Dax menambahkan, Egianus Kogoya telah dicap oleh TNI sebagai teroris.

“Perbuatannya mereka ini sudah lebih dari teroris. Sangat tak manusiawi. Itu para korban membangun jalan untuk membuka ketertinggalan,” pungkasnya merujuk kasus pembantaian karyawan PT Istaka Karya di Nduga. 

Baca juga: Presiden Jokowi: Kita Tidak Takut, Malah Makin Membara Bangun Papua

5. TNI minta Egianus menyerahkan diri

Sejumlah pasukan TNI AD melakukan latihan perang di Hutan Baluran, untuk meningkatkan kemampuan dalam menjaga NKRI.Ahmad Faisol Sejumlah pasukan TNI AD melakukan latihan perang di Hutan Baluran, untuk meningkatkan kemampuan dalam menjaga NKRI.

Mayjen TNI Yosua P Sembiring meminta Egianus segera menyerahkan diri dan bergabung kembali ke NKRI.

"Sampaikan sama dia, salam saya untuk Egianus Kogoya segera bergabung ke NKRI," kata Yosua.

Menurut Yosua, pasukan TNI yang ada di Nduga memiliki dua tugas pokok, yaitu penegakan hukum kepada kelompok kriminal bersenjata yang kerap melakukan penembakan dan mengawal pembangunan.

Baca juga: Kapolri Yakin Bisa Kendalikan KKB di Nduga Papua

Sumber: KOMPAS.com (Dhias Suwandi, John Roy Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com