Setidaknya ada 7 catatan kriminal yang telah dilakukan Egianus dan kelompoknya di Papua, selama enam bulan terakhir ini.
Aparat penegak hukum menganggap, Eguanus merupakan orang yang paling bertanggung jawab atas aksi kriminal tersebut.
Salah satu aksi kriminal Egianus adalah saat membantai puluhan karyawan PT Istaka Karya di Nduga, pada tanggal 1-2 Desember 2018.
Saat itu, puluhan karyawan PT Istaka Karya yang bekerja untuk pembangunan jembatan Jalan Trans Papua di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, disandera oleh kelompok ini.
Sebanyak 25 pekerja pembangunan jembatan itu kumpulkan dan dibawa ke Puncak Kabo dan kemudian dieksekusi.
Lalu, sebanyak 4 orang berhasil melarikan diri dari eksekusi, 2 orang tak diketahui keberadaannya, dan 19 orang dipastikan tewas berdasarkan keterangan salah satu korban selamat.
Menurut Wakapendam XVII/Cendrawasih, Letkol Infanteri Dax Sianturi, Egianus Kogoya ini memimpin kelompok yang menentang NKRI.
“Jadi, Egianus Kogoya ini dalam catatan kita, adalah kelompok yang secara politik bertentangan dengan NKRI. Tak sedikit dari mereka memiliki catatan kriminal,” ungkap Dax.
Baca juga: 7 Catatan Kriminal Kelompok Separatis Pimpinan Egianus Kogoya di Nduga
Dax mengungkapkan, kelompok Egianus memiliki 20-25 senjata api berstandar militer, yang diduga hasil rampasan dari anggota TNI dan Polri yang mereka ambil secara paksa.
“Sampai sejauh ini, kita terus berupaya untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok ini. Hanya saja, mereka sampai sejauh ini belum bisa kita tangkap,” ujar Dax.
Dax menambahkan, Egianus Kogoya telah dicap oleh TNI sebagai teroris.
“Perbuatannya mereka ini sudah lebih dari teroris. Sangat tak manusiawi. Itu para korban membangun jalan untuk membuka ketertinggalan,” pungkasnya merujuk kasus pembantaian karyawan PT Istaka Karya di Nduga.
Baca juga: Presiden Jokowi: Kita Tidak Takut, Malah Makin Membara Bangun Papua
Mayjen TNI Yosua P Sembiring meminta Egianus segera menyerahkan diri dan bergabung kembali ke NKRI.
"Sampaikan sama dia, salam saya untuk Egianus Kogoya segera bergabung ke NKRI," kata Yosua.
Menurut Yosua, pasukan TNI yang ada di Nduga memiliki dua tugas pokok, yaitu penegakan hukum kepada kelompok kriminal bersenjata yang kerap melakukan penembakan dan mengawal pembangunan.
Baca juga: Kapolri Yakin Bisa Kendalikan KKB di Nduga Papua
Sumber: KOMPAS.com (Dhias Suwandi, John Roy Purba)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.