Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sampai Harus Gunakan Heli Ungkap Sindikat Narkoba di Madura

Kompas.com - 01/08/2019, 07:59 WIB
Ghinan Salman,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah Jawa Timur bersama Satuan Tugas Khusus Narkoba Polda Jatim mengungkap kasus peredaran narkoba dengan jumlah besar di Kecamatan Sokobanah, Sampang, Madura, Jawa Timur.

Namun, untuk bisa membongkar sindikat narkoba di Kecamatan Sokobanah itu, polisi sampai harus menggunakan helikopter milik TNI.

Penangkapan yang dilakukan dengan cara yang tidak biasa itu dilakukan karena tidak ingin menimbulkan gesekan di masyarakat.

Sebab, pelaku yang mengedarkan narkoba diduga telah mendapat perlindungan dari warga setempat.

"Akhirnya Satgas Narkoba bersama TNI menggerebek salah satu daerah di Sokobanah, Madura, dengan menggunakan helikopter," kata Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan saat konferensi pers kasus narkoba itu di Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Rabu (31/7/2019).

Baca juga: Diduga Suplai Narkoba di Lapas Kendari, Oknum Sipir Dibekuk BNNP

Awalnya, warga setempat tak menyadari helikopter TNI digunakan polisi untuk menangkap pelaku sindikat narkoba di Sokobanah.

Setelah helikopter mendarat, barulah masyarakat menyadari bahwa polisi akan melakukan penangkapan terhadap pelaku.

"Akhirnya kami berhasil mengungkap jaringan (narkoba) yang cukup besar. Ini yang akan kami kembangkan," ujar Luki.

Luki berkomitmen terus membongkar peredaran narkoba di wilayah Jawa Timur, khususnya Madura.

Sejak menjabat sebagai kapolda Jatim akhir tahun lalu, ia mengaku sudah mengungkap 87 kilogram sabu.

Awal pengungkapan

Ia menjelaskan, pengungkapan kasus narkoba tersebut dimulai sejak Februari 2019 lalu.

Berawal saat bea cukai mengungkap masuknya narkoba dalam jumlah besar ke Surabaya melalui pelabuhan dan bandara.

Karena itu, dalam mengungkap kasus tersebut, Polda Jatim dan Satgas Narkoba memerlukan waktu yang panjang, baik dalam penyelidikan maupun pengungkapan sindikat narkoba tersebut.

Lima bandar narkoba yang ditangkap dalam kasus itu, yakni SH, JH, S, N dan, NAH, tergabung dalam jaringan narkoba internasional dan jaringan narkoba tersebut telah mengirim narkoba sebanyak lima kali.

"Inilah saya sampaikan, selama bulan Februari sampai sekarang hampir 50 kilogram (sabu disita)," ucap Luki.

Luki melanjutkan, puluhan kilogram barang terlarang itu meeupakan barang kiriman dari Malaysia. Narkoba tersebut kemudian dibawa masuk ke Indonesia melalui jalur udara, darat, dan laut.

Barang dari Malaysia itu masuk ke wilayah Jawa Timur melalui Pontianak, Batam, Riau, Jakarta, hingga sampai di Surabaya.

Kemudian barang itu dibawa dari Surabaya dan masuk ke wilayah Madura, tepatnya di Sokobanah, Sampang, Jawa Timur.

Baca juga: Istri Bawa Narkoba, Oknum Polisi Polres Tanjungpinang Diperiksa Propam

Setelah sabu-sabu tersebut masuk ke Sokobanah, bandar narkoba yang telah diamankan memilah barang haram itu untuk dikirim lagi ke sejumlah daerah di Indonesia.

"Jadi barang itu dipecah dan dari situ didistribusikan ke beberapa kota. Ada yang kembali lagi ke Jakarta, Papua, dipecah sesuai dengan permintaan dari bandar yang ada di wilayah Indonesia," ucap Luki.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com