Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dr Martens, Tri Rismaharini, dan Identitas Kaum Pekerja

Kompas.com - 01/08/2019, 07:00 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

Sepatu berbahan dasar kulit dengan sol karet tebal dan pola jahitan mencolok yang mengelilingi sepatu ini memiliki sejarah panjang di belakangnya.

Sepatu yang populer pada 1960-an ini awalnya banyak digunakan petugas kantor pos dan pekerja pabrik di Inggris.

Baca juga: Yang Anies dan Siapa Saja Bisa Belajar dari Risma...

Salah satu alasannya, karena sepatu ini cukup awet dan dapat melindungi kaki dengan baik saat digunakan bekerja keras.

Banyaknya kaum pekerja yang menggunakan Dr Martens melahirkan sebuah identitas baru bagi kaum pekerja. Dr Martens semakin terkenal sebagai simbol perjuangan kaum pekerja di masa ekonomi yang sulit.

Identitas itu tampaknya juga berlaku bagi Risma. Perempuan kelahiran November 1961 tersebut memang dikenal sebagai pekerja keras.

Sosoknya selalu mendapat pujian atas hasil-hasil yang dicapai sebagai wali kota.

Risma sendiri mengakui bahwa bot yang dikenakannya saat ini membantunya dalam menyelesaikan tugas-tugas. Sebagai contoh, saat ia harus melakukan inspeksi mendadak.

Belum lagi saat dia harus mengunjungi lokasi banjir, kebakaran atau lokasi tanah longsor yang menimpa warga.

 "Aku beli tiga pasang sepatu, yang satu untuk banjir-banjiran. Harus ada gantinya kalau masuk-masuk got. Cuma ini enggak licin, enggak takut kalau hujan," kata Risma.

Untung bukan Dr Martens...

Risma memiliki cerita lucu saat berbicara mengenai bot yang dia pakai. Risma menceritakan, suatu saat dia turun ke lapangan untuk memantau kebakaran di pemukiman warga di Surabaya.

Risma mengaku sangat marah dan emosi ketika memantau hasil kerja anak buahnya di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya.

Menurut Risma, anggota pemadam terlalu lambat bekerja. Bahkan, dia menilai, petugas pemadam tak cermat dalam memadamkan api.

Misalnya, petugas pemadam saat itu tak bisa mencegah api melebar ke rumah warga yang lain, hanya karena pintu rumah terkunci.

Padahal, menurut Risma, seharusnya petugas pemadam dapat menjebol dinding rumah warga, agar bisa masuk dan dengan cepat mencegah api menjalar ke rumah lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com