Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Sosok Egianus Kogoya di Konflik Nduga | Jika Diminta Risma Bantu Atasi Sampah di Jakarta

Kompas.com - 01/08/2019, 05:57 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Setiap konflik yang terjadi di Nduga, Papua selalu muncul nama Egianus Kogoya.

Bahkan konflik di Nduga tak jarang melukai dan menewaskan sejumlah orang baik dari personel TNI/Polri hingga anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Berita tentang Egianus sebagai tokoh dibalik konflik Nduga menajdi perhatian para pembaca.

Sementara di di Surabaya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma mengaku akan dengan senang hati apabila diminta untuk membantu mengatasi persoalan sampah yang ada di DKI Jakarta.

Risma menyampaikan, selama ini ia juga sering dimintai bantuan untuk membantu mengelola sampah di daerah-daerah lain.

Baca berita populer nusantara secara lengkapnya berikut ini:

 

1. Tokoh di Balik Konflik Nduga, Siapa Egianus Kogoya?

Pejabat TNI/Polri menyebut Egianus Kogoya sebagai pemimpin Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Nduga.

Egianus dianggap sebagai tokoh yang paling bertanggung jawab atas aksi serangan yang dilancarkan kelompok kriminal bersenjata.

Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) XVII/Cenderawasih Letkol TNI Dax Sianturi mengatakan, Egianus Kogoya merupakan pemimpin OPM yang sebelumnya berafiliasi dengan OPM pimpinan Goliath Tabuni di Kabupaten Puncak Jaya.

Keberadaan Egianus Kogoya sulit dipastikan karena mereka selalu berpindah tempat setiap melakukan aksi.

Namun, menurut Dax, dapat dipastikan bahwa setiap aksi penembakan di Nduga dilakukan oleh kelompok separatis pimpinan Egianus Kogoya.

Menurut Dax, kelompok Egianus mengedepankan paham politik yang berlawanan dengan pemerintah. Kelompok Egianus menolak mengakui pemerintah RI.

"Jadi Egianus Kogoya ini dalam catatan kami adalah kelompok yang secara politik bertentangan dengan NKRI. Tak sedikit dari mereka memiliki catatan kriminal," ujar Dax di Jayapura, Rabu (31/7/2019).

Baca juga: Tokoh di Balik Konflik Nduga, Siapa Egianus Kogoya?

 

2. Fakta polisi yang gugur setelah digigit ular

Jenazah Bripka Desri Sahroni (40) yang tewas digigit ular derik hendak dibawa ke Bandara Moses Kilangin, Kabupaten Mimika, Papua (29/07/2019)Dok Humas Polda Papua Jenazah Bripka Desri Sahroni (40) yang tewas digigit ular derik hendak dibawa ke Bandara Moses Kilangin, Kabupaten Mimika, Papua (29/07/2019)
Seekor ular jenis death adder atau (acantopis) menggigit seorang anggota Brimob, Bripka Desri Sahroni, saat melakukan pengamanan di sekitar Pos Iwaka, Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Papua, Sabtu (27/7/2019).

Meskipun sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawa Bripka Desri tak tertolong.

Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal, korban menghembuskan nafas terakhir pada hari Senin (29/7/2019).

Kamal menambahkan, korban saat itu sempat berusaha mengeluarkan racun ular dari tangannta dengan cara memijit.

Baca juga: Fakta Gugurnya Bripka Desri Sahroni, Digigit Ular Death Adder hingga Imbauan Kapolda

 

3. Jika diminta Risma bantu atasi sampah di Jakarta

Wali Kota Surabaya Tri RismahariniKOMPAS.com/GHINAN SALMAN Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma mengaku akan dengan senang hati apabila diminta untuk membantu mengatasi persoalan sampah yang ada di DKI Jakarta.

Risma menyampaikan, selama ini ia juga sering dimintai bantuan untuk membantu mengelola sampah di daerah-daerah lain.

"Enggak masalah. Saya siap bantu (mengelola sampah Jakarta). Bqnyak daerah lain yang minta bantuan ( pengelolaan sampah)," kata Risma di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Selasa (30/7/2019).

Bagi Risma, membantu daerah lain untuk mengatasi sampah adalah semata-mata untuk memberi pertolongan.

Sebab, menurut Risma, sampah yang tidak diurus dengan baik akan mudah menyerang kesehatan, terutama anak-anak.

Ia mengatakan permasalahan sampah harus ditangani dengan serius.

"Bagi saya, ini untuk menolong. Karena coba bayangin kalau ada bayi atau apa pun yang terpapar karena pengelolaan sampah yang tidak dikelola dengan benar," ujar Risma.

Baca juga: Jika Diminta, Risma Mengaku Siap Bantu Atasi Persoalan Sampah Jakarta

 

4. Potensi tsunami besar bisa terjadi kapan saja

Ilustrasi tsunamiShutterstock Ilustrasi tsunami
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) Letjen Doni Monardo mengajak masyarakat untuk menyadari bahwa Indonesia merupakan kawasan yang sangat rentan terjadi bencana, termasuk gempa dan tsunami.

Menurut Doni, dirinya telah diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan fakta tersebut apa adanya kepada masyarakat.

Sementara itu, BPBD DIY melakukan dua langkah antisipasi untuk menghadapi potensi bencana tersebut, yaitu secara struktural dan non struktural.

Baca juga: Fakta di Balik Potensi Tsunami Besar, Bisa Terjadi Kapan Saja hingga Tiga Menit untuk Selamat

 

5. Istri laporkan suami setelah pergoki anaknya diperkosa

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
R (65) warga Sungai Barat, Lampung Utara, tega memperkosa anak tirinya yang berusia 15 tahun, aksi bejat pelaku terbongkar setelah sang ibu memergoki anak gadisnya diperkosa.

Kejadian itu terjadi pada Rabu (24/7/2019) sekitar pukul 00.00 WIB, dikediamannya. Sang ibu memergoki perbuatan cabul suaminya ketika ia tiba-tiba terbangun saat tengah malam. Saat itulah, ia melihat langsung perbuatan sang suami terhadap anaknya.

Tak terima dengan apa yang dialami anaknya, ibu korban melaporkan kejadian itu ke Mapolres Lampung Utara pada Minggu (28/7/2019).

Kasatreskrim Polres Lampung Utara AKP M Hendrik Apriliyanto mengatakan, setelah melihat kejadian itu, ibu korban lalu membawa putrinya ke rumah tetangga terdekat.

Korban pun mengaku kepada ibunya bahwa ia telah dicabuli berulang kali oleh ayah tirinya.

Baca juga: Istri Laporkan Suami Setelah Pergoki Anaknya Diperkosa

Sumber KOMPAS.com (Dhias Suwandi, Michael Hangga Wismabrata, Ghinan Salman, Candra Setia Budi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com