BOGOR, KOMPAS.com - Keberadaan ratusan bus berlabel Transjakarta di sebuah lahan kosong di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, memicu tindak kriminalitas.
Rizal (28), warga sekitar menyebut, sudah terjadi dua kali aksi pencurian kabel-kabel di lokasi bus tersebut. Bahkan salah satu pencuri yang kepergok babak belur dihajar massa.
"Pernah dua kali pencurian, satu diserahin ke polisi satu lagi digebukin aja. Mereka nyolong kabel-kabel bus, biasanya diambil tembaganya," ucap Rizal, Rabu (31/7/2019).
Dirinya menambahkan, selain sepi, luasnya lahan kosong tersebut juga memudahkan para pencuri melancarkan aksinya.
Baca juga: Polda Metro Jaya Selidiki Lokasi Penyimpanan 300 Bus Berlabel Transjakarta di Bogor
Kata Rizal, penjaga lahan akhirnya memelihara anjing untuk membantu mengamankan sekitar lokasi.
"Makanya sekarang ada anjingnya. Ada yang jaga, tapi itu kan luas banget. Pasti bus-bus yang di ujung kabelnya udah pada diambilin maling," katanya.
Sementara itu, Ketua RW setempat Asep Taufik menuturkan, banyak warga yang tinggal di sekitar lokasi menanyakan kepada dirinya soal keberadaan bus-bus Transjakarta itu.
Warga, kata Asep, mulai resah dan khawatir kondisi tersebut dapat memancing tindak kriminal di lingkungan sekitar.
"Banyak warga yang tanya ke saya itu tempat apa? Karena saya enggak tahu, saya bilang gudang sementara aja. Kan ada bus ini juga bikin rawan pencurian," pungkas dia.
Baca juga: Teka Teki Mangkraknya 300 Bus Transjakarta, Milik Perusahaan Pailit hingga Jadi Sorotan Warga
Berdasarkan keputusan Pengadilan Niaga, perusahaan itu dinyatakan pailit.
"Jadi balasannya seperti itu, akan tetapi ini bukan suatu usaha hanya sebatas penyimpanan aset dari salah satu PT yang pailit dan sekarang dikuasakan kepada kurator Lumbang Tobing cs," ujarnya, Jumat (26/7/2019).
Selama satu tahun terakhir, jumlah bus tersebut terus bertambah yang awalnya hanya 104 menjadi 300 unit.
Baca juga: 300 Bus Berlabel Transjakarta yang Terbengkalai di Bogor Milik Perusahaan Pailit
"Pada saat itu (2018) jumlah bus hanya 104 unit kemudian saat ini sudah mencapai sekitar 300 lebih. Sementara untuk kondisi busnya rata-rata masih ada mesin yang hidup tetapi dalam kondisi bodi rusak," katanya.
Adi menyebut, PT tersebut tidak perlu melakukan proses perizinan lantaran pemilik lahan merupakan bagian relasi dari kurator tersebut. Bus-bus itu disimpan di sana sebagai aset.
"Surat yang disampaikan kepada kami, mereka ini tidak perlu melakukan proses perizinan. Hanya sebagai tempat penyimpanan barang-barang atau aset sebuah perusahaan yang dinyatakan pailit dan kebetulan pemilik lahan ini merupakan relasi dari kurator tersebut," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.