Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur NTT Mengklaim Miras Sophia Diminati Rusia

Kompas.com - 31/07/2019, 08:22 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, memastikan minuman keras Sophia (sopi asli) asal NTT akan go internasional.

Kepastian itu disampaikan Viktor, saat menerima kunjungan Ketua Komisi A DPRD Provinsi Maluku bersama dua orang anggotanya di ruang kerja Gubernur NTT, Selasa (30/7/2019).

Kedatangan legislatif asal Maluku itu, untuk menggali informasi lebih tentang pembangunan di NTT yang kian berkembang.

Selain Sophia, dalam pertemuan ini, Viktor juga memperkenalkan dua industri lokal yang menurutnya akan menjadi unggulan di NTT.

Baca juga: Cicip Miras Sophia, Gubernur NTT: Baunya Enak dan Yakin Rasanya Juga Enak

"Tenunan, Sophia dan Sei (olahan daging) akan menjadi industri utama di NTT. Saya pastikan sebentar lagi ketiga industri ini akan dikenal di dunia internasional," kata Viktor, optimistis.

Menurut Viktor, sejak dulu kala, tenunan sudah dikerjakan oleh para leluhur di NTT, begitu juga sopi.

Sehingga, kata Viktor, pemerintah tidak perlu mengajarkan lagi cara membuatnya. Saat ini, pemerintah hanya perlu fokus pada bagaimana pemasarannya.

"Demikian juga daging Sei, salah-satu makanan khas NTT yang sudah ada sejak dulu," ujar Viktor.

"Saya promosi langsung ke dunia internasional. Beberapa waktu lalu, saya membawa anak-anak dari Kabupaten Sabu Raijua untuk memperkenalkan tarian juga tenunan mereka di festifal pariwisata yang berlangsung di Norwegia," kata Viktor.

Hasilnya, lanjut Viktor, sangat luar biasa, semua tenunan yang dibawa habis terjual, bahkan banyak juga yang sempat memesan tenun ikat asal NTT.

"Sekarang dunia mengenal yang namanya Sophia. Awal saya perkenalkan produk ini, banyak yang menentang, tetapi apa hasilnya sekarang? Saat ini negara Rusia meminta produk Sophia ini untuk keperluan pembuatan Vodka. Hal ini tentu akan semakin meningkatkan pendapatan kita," kata Viktor.

Pada kesempatan itu, Viktor kembali memperkenalkan satu-satunya pohon ajaib yang telah diakui khasiatnya oleh WHO yakni kelor.

"Saat ini kelor di NTT sangat diminati oleh Jepang. Bahkan permintaan mereka tidak tanggung-tanggung, 40 ton per minggu," kata dia.

Baca juga: Miras Sophia Asal NTT Dijual Rp 1 Juta-an Per Botol

Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD Provinsi Maluku, Melly Frans mengatakan, sosok Viktor Bungtilu Laiskodat saat ini menjadi sangat terkenal.

Hal tersebut dinilainya karena kebijakan-kebijakan Viktor.

"Banyak berita, baik di televisi maupun media cetak bahkan di media sosial yang membahas tentang kebijakan bapak gubernur. Saya sering ikuti dan ternyata kebijakan-kebijakan itu mulai terlihat hasilnya sekarang ini, sangat luar biasa," kata Melly.

"Kami yakin, kedepannya NTT pasti akan sangat maju di bawah kepemimpinan Bapak Viktor. Hal ini merupakan sebuah motivasi tersendiri bagi kami di Maluku, agar mampu bekerja lebih baik lagi," sambung Melly. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com