Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

300 Desa di Sumsel Rawan Karhutla, Sebagian Besar Lahan Gambut

Kompas.com - 30/07/2019, 16:48 WIB
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALEMBANG,KOMPAS.com - Sebanyak 300 desa di sembilan Kabupaten/kota Sumatera Selatan tercatat rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) selama musim kemarau.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Fire Operation Management Head Sinar Mas Forestry Region Palembang, Mares Prabadi, saat melakukan simulasi penanggulangan pencegahan Karhutla,Selasa (30/7/2019).

Menurut Mares, untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran terutama di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, mereka mengerahkan sebanyak 799 personel pemadam kebakaran.

Selain itu, empat airboat, 89 transportasi air, 40 truk pemadam api, 40 mobil patroli, 114 motor patroli, serta tiga unit helikopter water-bombing juga telah disiapkan.

Baca juga: Empat Wilayah di Riau Diselimuti Kabut Asap Karhutla

"Hasil pemetaan BPBD Sumsel ada 300 desa di sembilan Kabupaten/kota yang rawan Karhutla termasuk wilayah OKI. Maka dari itu, kita juga menyiapkan alat pemantau seperti 135 pos pantau, 19 drone, 23 menara api dan menara mini juga telah disiapkan untuk memantau terjadinya titik api,"kata Mares.

Mares menjelaskan, upaya pencegahan juga mereka lakukan dengan memetakan wilayah rawan Karhutla hingga jarak 5 kilometer dari wilayah konsesi.

Selain itu, mereka juga melakukan sosialisasi dengan membuat program Masyarakat Peduli API (MPA) bersama kelompok masyarakat.

"Kami mengedukasi masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara dibakar. Hingga 2019, perusahaan telah memiliki 448 anggota MPA di Kabupaten OKI. Prinsipnya dari masyarakat untuk masyrakat," jelasnya.

Dana pencegahan Rp 300 miliar

Menurut Mares, APP Sinar Mas juga menggelontorkan dana sebesar Rp 300 Miliar untuk mencegah terjadinya Karhutla di wilayah Kabupaten OKI. Sebab, wilayah tersebut daerah rawan yang terhadi karhutla dalam skala besar.

"Jika OKI terbakar, maka bisa memicu tempat lain. Sehingga kami mencegah wilayah agar tidak terbakar.Selama 2019 Karhutla di OKI belum pernah terjadi. Karena kita terus melakukan pencegahan,"jelasnya.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mencatat, sepanjang awal siaga Karhutla yang dimulai Maret hingga 28 Juli 2019, sebanyak 140 hektar lahan terbakar.

Baca juga: Jembatan Penghubung Mesuji OKI dan Mesuji Lampung Amblas, Kendaraan Tak Bisa Melintas

Kebakaran lahan tersebut, terbanyak terjadi di Kabupaten Ogan Ilir (OI) dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Untuk OI, tercatat sebanyak 72,15 hektar lahan terbakar, sementara PALI mencapai 57,75 hektar.

Selanjutnya, kabupaten Banyuasin sebanyak 6 hektar dan Musi Banyuasin (Muba) empat hektar.

Kabid Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori menjelaskan, luasan lahan terbakar tersebut rata-rata adalah gambut yang sangat sulit dipadamkan.

"Sebagian juga ada lahan mineral yang terbakar. Untuk bulan Juli saja 60 hektar lahan terbakar,"kata Ansori, Senin (29/7/2019).

Baca juga: Cerita Tim Manggala Agni Padamkan Karhutla Riau: Pinjam Sampan Warga Demi Tembus Lokasi hingga Berpindah-pindah Cari Kepala Api

Menurut Ansori, mereka telah melakukan antisipasi dengan menurunkan sebanyak 1.512 Satgas Karhutla di lokasi titik rawan kebakaran.

Para satgas karhutla yang tergabung dari jajaran TNI/Polri,BPBD telah disebar ke 90 desa rawan kebakaran lahan.

"Masyarakat juga ikut dilibatkan untuk mengantisipasi karhutla dengan membentuk masyarakat desa peduli api,"ujar nya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com