Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Tim Manggala Agni Padamkan Karhutla Riau: Pinjam Sampan Warga Demi Tembus Lokasi hingga Berpindah-pindah Cari Kepala Api

Kompas.com - 30/07/2019, 07:15 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Pemadam api di lahan gambut sangat sulit dilakukan. Banyak kendala yang mesti dihadapi petugas saat pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau.

Seperti pemadaman karhutla yang dilakukan tim Manggala Agni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Daops Rengat di Desa Penarikan, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Beberapa kendala yang dihadapi petugas, seperti titik api sangat sulit dijangkau hingga petugas sering berpindah-pindah mencari kepala api.

Hal ini diceritakan Syailendra, selaku Kepala Manggala Agni Daops Rengat saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (29/7/2019).

Baca juga: Cuaca Panas dan Angin Kencang Jadi Penyebab Kebakaran Lahan di Riau Meluas

"Memang banyak kendala yang kita hadapi. Namun, kami tetap berupaya maksimal supaya kebakaran tidak makin meluas, dan asap tidak berdampak ke permukiman warga," ungkap Syailendra.

Dia menceritakan, tim Manggala Agni Daops Rengat mulai melakukan pemadaman api kebakaran lahan di Desa Penarikan pada Jumat (26/7/2019) lalu.

Pinjam sampan warga tembus titik api

Namun, sebelum sampai ke titik api, petugas harus menempuh perjalanan melalui sungai karena akses ke lokasi sulit untuk ditembus.

"Kami pinjam sampan warga untuk melansir peralatan, seperti mesin pompa air, selang, nozle, dan sebagainya," sebut Syailendra.

Baca juga: Karhutla di Riau Belum Padam, Malah Semakin Meluas

Kata dia, peralatan yang dibawa dengan sampan didayung sejauh lebih kurang 500 meter. Sesampainya di lokasi, petugas langsung menyiram api.

"Saat itu api sedang membesar dan asap sangat parah. Untung saja kebakaran dekat sungai, jadi kita mudah mendapatkan sumber air," ujar Syailendra.

Setelah satu titik api di padamkan, kata dia, petugas kemudian mengejar kepala api yang mengarah ke lahan yang belum terbakar.

Berpindah tempat, membawa peralatan hingga puluhan kg

Pindah dari satu tempat ke tempat yang lain tidaklah mudah. Petugas harus menerobos semak-semak belukar dan gambut yang cukup dalam.

Apalagi, petugas membawa beberapa mesin air dan selang yang beratnya mencapai puluhan kilogram.

Baca juga: 5 Fakta Baru Karhutla di Riau, Ganggu Jarak Pandang Warga hingga Kesulitan Air

"Gambut kedalamannya sekitar tiga hingga empat meter. Jadi kita sering berpindah-pindah tempat mencari kepala api. Karena kalau tidak disekat, kebakaran makin meluas," tutur Syailendra.

Kendala lainnya, lanjut dia, sejak beberapa hari terakhir cuaca sangat panas dan angin kencang, dan diperparah kabut asap sesak di lokasi.

"Pemadaman hari keempat, itu asap sangat parah. Tapi asapnya untung ke atas, jadi tidak mengganggu jarak pandang petugas di darat," kata Syailendra.

Luasnya lahan yang terbakar

Kesulitan yang dihadapi juga karena kebakaran lahan sudah sangat luas. Namun, Syailendra mengaku belum dapat memperkirakan luas lahan yang terbakar tersebut.

"Kebakaran sudah luas. Titik api sudah menyebar," sebutnya.

Baca juga: BMKG: Riau Itu Bagaikan Cerobong yang Menggerakkan Asap ke Negara Tetangga

Untuk pemadaman, kata Syailendra, juga dibantu oleh petugas TNI, kepolisian, BPBD dan masyarakat peduli api (MPA), serta perusahaan.

Selain itu, tiga unit helikopter water bombing membantu pemadaman titik api yang sulit dijangkau.

"Katanya lahan yang terbakar ini berdekatan dengan lahan konsesi perusahaan. Jadi ada 100 orang dari PT RAPP dan PT LIH yang membantu pemadaman, karena tanggung jawab mereka juga. Kalau total petugas pemadam ada sekitar 200 orang," kata Syailendra.

Hingga saat ini kebakaran lahan gambut di Desa Penarikan belum dapat dikendalikan.

Kebakaran itu menimbulkan asap yang tebal membumbung tinggi ke udara.

Baca juga: Kabut Asap Selimuti Sumbar, Diduga Kiriman dan Riau dan Jambi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com