Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Kisah Wisuda yang Mengharukan, Diantar Naik Becak hingga Gratiskan Sate di Kampus

Kompas.com - 29/07/2019, 15:53 WIB
Rachmawati

Editor

"Saat S-1, saya kuliah di IPB juga ambil jurusan peternakan. Terus saya nyambung S-2 lagi di IPB," katanya kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (23/3/2016).

Ia melanjutkan, saat kuliah S-1 sekitar sembilan tahun lalu, ia harus bersusah payah berjualan pisang goreng.

Susi terpaksa berjualan karena orangtuanya yang berada di Tapanuli Utara, Medan, hanya memberinya uang bulanan Rp 300.000.

Setiap subuh selama semester I dan II, ia berjualan pisang goreng di lingkungan asrama putri. Hasilnya lumayan, Rp 30.000 per hari.

Uangnya ia gunakan untuk biaya sehari-hari dan membeli perlengkapan kuliah. Masuk di semester III, ia menjalani usaha kecil-kecilan bersama rekannya. Setiap hari Minggu, ia berjualan perabotan yang diperlukan oleh mahasiswa.

"Jadi, tiap Minggu, saya dan teman saya berjualan sambil buka stan gitu. Hasilnya juga lumayan," katanya.

Masuk ke semester IV, Susi kembali mencari tambahan uang dengan bekerja sebagai guru les siswa SD dan SMP. Penghasilannya lebih besar ketimbang berjualan, yakni sekitar Rp 900.000 per bulan.

Susi kemudian mengajar pelajaran matematika untuk siswa SMP dan semua pelajaran untuk siswa SD. Saat di semester VI akhir, perempuan itu mencoba mendapatkan beasiswa.

"Beasiswanya untuk mahasiswa tidak mampu, tetapi itu saya dapat pas akhir kuliah sampai saya lulus," tuturnya. Akhirnya, Susi berhasil mendapatkan gelar sarjana peternakan dengan nilai IPK 3,32.

Baca juga: Kisah Susi, Lulusan Cum Laude IPB, yang Kuliah Sambil Jualan Pisang Goreng

 

9. Putri pemulung sampah diwisuda dengan predikat cum laude

Firna Larasanti tampak cekatan memilah botol-botol plastik, di antara tumpukan barang rongsokan di rumahnya, RT 06 RW 01 Karanggeneng, Kelurahan Sumurrejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Selasa (26/7/2016).

Botol-botol bekas itu dikumpulkannya dalam karung yang sudah disiapkan. Putri pasangan pemulung, Misiyanto (57) dan Siti Suswanti (46), bakal menjadi sarjana pada hari ini dengan predikat cum laude.

Rabu (26/7/2016), Firna akan mengikuti upacara wisuda sarjana di kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes). Putri kedua dari tiga bersaudara itu hanya memerlukan waktu 3 tahun 10 bulan untuk meraih gelar sarjana Ilmu Politik Unnes dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,77.

Penulis menulis skripsi "Marketing Politik Pasangan Calon Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan Hevearita Gunaryanti" itu juga pernah menjadi juara I lomba penulisan tentang otonomi daerah tingkat Provinsi Jawa Tengah.

"Saya masuk Unnes tahun 2012 lalu lewat seleksi mandiri. Pada semester pertama sempat kuliah dengan biaya sendiri, baru semester kedua mendapatkan beasiswa," kata Firna kepada Tribun Jateng.

Dengan pendapatan orangtua yang bekerja serabutan dan penghasilan tidak menentu, ia mencoba membiayai kuliahnya dengan keringat sendiri.

Sesekali ayahnya Misiyanto bekerja sebagai buruh bangunan. Namun, Misiyanto lebih banyak menghabiskan waktu memulung. Suswanti, ibu Firna, kerap menjadi buruh cuci atau membantu suaminya memulung.

"Saya pernah memungut cengkeh di perkebunan, jaga warung orang di pasar, hingga mengajar di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)," ujar Firna.

Setelah menjadi mahasiswa ilmu politik, Firna merasa pekerjaan sambilannya kurang mendukung bidang studinya.

"Akhirnya saya pilih menulis, beberapa pekerjaan menulis lepas di Provinsi (Pemprov Jateng), DPRD pernah saya lakukan, kompetisi menulis juga saya ikuti, hasilnya lumayan membantu mencukupi biaya kuliah," kata dia.

Baca juga: Firna Larasanti, Putri Pemulung Sampah Diwisuda dengan Predikat Cum Laude

 

10. Kisah mahasiswi nyambi jadi sopir taksi online

Rizky Aulia Hasyim saat foto dengan mengenakan toga wisuda.Istimewa Rizky Aulia Hasyim saat foto dengan mengenakan toga wisuda.
Tanggal 29 Juni 2019 tidak akan pernah dilupakan oleh Rizky Aulia Hasyim. Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia (UII) ini resmi diwisuda.

Jalan berliku harus dihadapi oleh Rizky untuk bisa menyelesaikan studi hingga diwisuda. Rizky bekerja sambilan sebagai pengemudi taksi online GrabCar untuk membiayai kuliahnya.

Namun, perjuangan itu terbayar sudah dengan raihan prestasi, yakni lulus dengan menyandang predikat cum laude. Rasa haru dan bangga dirasakan Rizky.

"Saya sudah 1,5 tahun menjadi mitra pengemudi Grab," ujar Rizky dalam keterangan resmi Public Relations Grab Indonesia yang diterima Kompas.com Rabu (10/7/2019).

Keadaan ekonomi yang serba kekurangan membuat Rizky harus rela bekerja ekstra demi memenuhi kebutuhan keluarga. Ayahnya keluar dari pekerjaan karena terbentur masalah internal, sedangkan sang ibu hanyalah seorang ibu rumah tangga.

Sambil kuliah, Rizky pun harus menyekolahkan kedua adiknya yang masih menimba ilmu di SMA dan SD. Bekerja sambil kuliah Saat semester awal, Rizky langsung memutuskan untuk bekerja sambil kuliah. Ia bekerja sebagai guru les privat.

Merasa pendapatannya sebagai guru les tak mencukupi, Rizky pun memutar otak untuk mencari pendapatan. Pekerjaan yang tidak mengganggu jadwal kuliah tetapi cukup untuk membantu perekonomian keluarga.

"Saya ada tanggungan bayar cicilan mobil dan harus menafkahi keluarga," ucapnya.

Di tengah pencariannya, sang paman yang juga menjadi mitra pengemudi GrabCar menawarkan Rizky untuk bergabung.

Baca juga: Kisah Mahasiswi Nyambi Jadi Sopir Taksi Online untuk Biayai Kuliah, Akhirnya Lulus Cum Laude

Sumber KOMPAS.com (Raja Umar, Yohanes Enggar Harususilo, Caroline Damanik, Junaedi, Rachmawati, Ika Fitriana, Wijaya Kusuma), Tribun Manado, TribunnewsBogor, Tribun Jateng

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com