Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penganiayaan Remaja Difabel di Pusat Layanan Anak Terpadu Pontianak Versi Keluarga

Kompas.com - 29/07/2019, 14:59 WIB
Hendra Cipta,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Ali, orangtua angkat R (17), remaja tewas korban penganiayaan dua teman sebayanya di Pusat Layanan Anak Terpadu Kota Pontianak, Kalimantan Barat, menceritakan kronologi hilangnya korban.

Menurut Ali, terkahir kali dia bertemu adalah saat korban izin pamit keluar rumah karena ingin makan bakso. Namun, sejak saat itu, hingga 7 hari kemudian, korban tak pulang-pulang.

"Saya pun cari sendiri dan menelepon Dinas Sosial Kota Pontianak. Soalnya dulu R juga pernah di sana. Ternyata benar, orang dinas bilang dia ada di PLAT," kata Ali, Senin (29/7/2019).

Karena sudah dapat informasi keberadaan korban, keluarga merasa tenang dan berencana menjemputnya pada Sabtu (27/7/2019).

Baca juga: Bocah Difabel Dianiaya hingga Tewas karena Menolak Memijat Pelaku

 

Namun, Sabtu pagi, keluarga didatangi petugas dari Dinas Sosial Kota Pontianak dan memberi kabar korban masuk rumah sakit.

"Saat itu dijelaskan, bahwa R habis makan mengalami demam. Mulutnya terkatup rapat," ujar dia.

Saat itu, petugas mengharuskan keluarga datang ke rumah sakit, namun diminta tak terkejut. Setelah ditanya lagi, petugas itu menjelaskan anaknya sudah meninggal dunia.

"Yang saya heran, anak saya dibawa ke rumah sakit habis Isya. Tapi, tidak ada kabar sama sekali," ujar dia.

Ali menerangkan, saat ditanyakan hal tersebut, petugas mengatakan, telah memberitahui lewat WhatsApp. "Tapi, pesannya tidak ada yang masuk," tegas dia.

Ali tidak terima anaknya meninggal dunia di PLAT.

"Seharusnya, jika memang PLAT itu untuk tempat menampung para anak-anak, seharusnya dijaga dengan baik," ujar dia.

Lapor Komnas HAM

Saat ini, pihak keluarga telah membuat laporan kepolisian. Mereka menuding Dinas Sosial Kota Pontianak telah melakukan penculikan, penyekapan dan penyalahgunaan wewenang.

Baca juga: Bocah Difabel Tewas Dianiaya, KPPAD Kalbar Minta Evaluasi di Pusat Layanan Anak Terpadu

"Saya mau nuntut dinas sosial, ke mana orang-orang tersebut sampai anak saya menjadi korban," ucap dia.

Pihak keluarga juga mempertanyakan, kenapa korban digabungkan bersama anak-anak yang berhadapan dengan hukum (ABH).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com