Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyuwangi Ethno Carnival, Kreativitas Anak Muda dari Daerah untuk Indonesia

Kompas.com - 28/07/2019, 11:39 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com – Bubu Ramadhan (24) terlihat memasang replika burung di salah kostum karnaval yang digunakan saat pagelaran Banyuwangi Ethno Carnival (BEC)  "The Kingdom of Blambangan”, Sabtu (27/7/2019).

“Jam 1 semua sudah harus ready,” kata laki-laki kelahiran Banyuwangi, 20 Mei 1994 tersebut.

Kostum karnaval dengan tema Teluk Pangpang tersebut digunakan oleh Amelia Ng Jiaxin, siswi kelas 4 SDN Tapanrejo Muncar. Bubu mengaku menyelesaikan kostum tersebut kurang dari sebulan.

“Sebenarnya sudah lama dipersiapkan, tapi jelang hari H ada beberapa revisi di kostumnya,” jelasnya.

Baca juga: Menteri Rini Pantau Pembangunan Pabrik Kereta Berorientasi Ekspor di Banyuwangi

Kostum yang didominasi warna biru tersebut terinsiprasi dari Teluk Pangpang yang ada di Kecamatan Muncar, Banyuwangi yang dipenuhi dengan hutan mangrove dan burung blekok warna putih. Inspirasi tersebut dia tuangkan dalam desain kostum berwarna biru yang dilengkapi dengan replika burung dan cabang pohon mangrove.

Selain kostum Teluk Pangpang, Bubu juga menyiapkan dua kostum nasional yang bertajuk King of Bali dan The Uniqueness of Kusir Andong, yang pernah meraih Best Tradisional Costume Putera Kebudayaan Indonesia 2018.

Bubu menjelaskan, kostum King of Bali adalah perwujudan kemewahan raja Bali yang memiliki kharismatik dan kekuasaan yang disimbolkan dengan dominasi warna emas.

Kostum tersebut juga dilengkapi dengan panah yang menyimbolkan seorang raja yang melindungi rakyatnya.

Sementara The Uniqueness of Kusir Andong adalah kostum yang dikemas secara modern yang kental dengan unsur tradisi. Ia mengaku terinspirasi dari seorang kusir yang menjalankan andong, kendaraan berkuda di Yogyakarta.

Bubu memilih menggunkan batik Sidomukti yang berwarna lembut putih dan coklat yang menggambarkan keramahan masyaraka. Di bagian belakang dilengkapi pecut sebagai lambang kekuatan dan keberanian.

Baca juga: Trauma Tsunami, Warga di Banyuwangi Mengungsi Pasca-gempa Setelah Dengar Sirine dari Perusahaan Tambang

 

Dari peserta ke perancang busana

Bubu Ramadhan (baju hitam) saat memasang kostum karnaval The King of Bali di Banyuwangi Ethno Carnoval 2019, Sabtu (27/7/2019)KOMPAS.com/RACHMAWATI Bubu Ramadhan (baju hitam) saat memasang kostum karnaval The King of Bali di Banyuwangi Ethno Carnoval 2019, Sabtu (27/7/2019)
Bubu Ramadhan memiliki nama lengkap Moch Budi Sugiarto. Kepada Kompas.com, Jumat (26/7/2019), Bubu bercerita perjalanannya di dunia perancang busana diawali saat menjadi peserta Banyuwangi Ethno Carnoval tahun 2012. Ketika itu dia masih duduk di bangku SMA kelas 3.

“Saat jadi peserta pertama kali saya juga desain sendiri kostumnya. Sejak saat itu lanjut hingga sekarang. Selain desain kostum saya juga masih ikut jadi peserta. Tapi untuk tahun 2017 dan dan 2019 ini murni hanya merancang kostum saja,” jelasnya.

Kostum yang disedikan Bubu untuk karnaval sangat beragam menyesuaikan dengan tema dan permintaan talent. Harga untuk satu kostum pun bervariasi antara Rp 4,5 juta hingga Rp 25 juta rupiah menyesuaikan bahan dan kerumitan kostum.

Baca juga: Jelang Karnaval Agustus, Perajin Topeng Jaranan Banjir Pesanan

Untuk kostum senilai Rp 25 juta, menurut Bubu adalah kostum dengan kerumitan yang sangat tinggi karena dia harus menyertakan roda-roda untuk menggambarkan kostum yang bertemakan kereta kuda yang dia garap pada tahun 2018 lalu.

“Jadi saya desain sedemikian rupa dengan roda. Namun tetap nyaman dipakai talent karena mereka harur berjalan menggunakan kostum tersebut,” jelasnya.

Amelia Ng Jiaxin, siswi kelas 4 SDN Tapanrejo Muncar yang menggunakan kostum rancangan Bubu Ramadhan saat BEC 2019 dengan tema Teluk PangpangKOMPAS.com/RACHMAWATI Amelia Ng Jiaxin, siswi kelas 4 SDN Tapanrejo Muncar yang menggunakan kostum rancangan Bubu Ramadhan saat BEC 2019 dengan tema Teluk Pangpang

Untuk bahan dia memilih menggunakan matras karena lentur dan mudah dibentuk serta tidak berat saat digunakan.

Untuk membeli bahan-bahan yang digunakan untuk kostum karnaval, Bubu harus membelinya di luar kota Banyuwangi.

“Biasanya saya belinya di Surabaya soalnya barang atau manik-manik yang digunakan enggak ada di sini. Kalaupun ada ya harganya lebih mahal jadi akan nambah pengeluaran,” jelasnya.

Bukan hanya sekedar membuat kostum karnaval di Indoensia, Bubu mengaku beberapa kali membawa desainya ke luar negeri seperti Madrid Spanyol, Moscow Rusia, dan Davos Swiss untuk mempromosikan Indonesia bersama Kemenpar.

Baca juga: Trenggalek Tawarkan Investasi Wisata dengan Modal Murah ke Sejumlah Investor

“Saya akui, BEC ini membawa dampak besar di dunia fashion di Banyuwangi. Tapi bagi yang serius menekuninya. Dari 300 talent di tahun 2012 yang pertama kali saya ikuti, mungkin hanya lima orang yang serius mendalami bidang ini salah satunya saya. Tapi yakin kalau ada regenerasi hingga nanti,” jelasnya.

Selain itu, dengan terlibat langsung sebagai perancang busana di BEC, Bubu mengakui banyak pesanan yang datang kepadanya, bukan hanya dari Banyuwangi tapi juga dari luar Kota Banyuwangi.

The Uniqueness of Kusir Andong karya Bubu Ramadhan yang pernah meraih Best Tradisional Costume Putera Kebudayaan Indonesia 2018.KOMPAS.com/RACHMAWATI The Uniqueness of Kusir Andong karya Bubu Ramadhan yang pernah meraih Best Tradisional Costume Putera Kebudayaan Indonesia 2018.

Sementara itu Evi Nusryani, warga Kecamatan Muncar mengatakan selalu menggunakan desain milik Bubu untuk anaknya, Amelia Ng Jiaxin.

“Suka saja sama desain karyanya Mas Bubu, unik. Bukan hanya saat karnaval seperti ini, kalau lomba fashion anak saya selalu pake desain nya Mas Bubu,” jelasnya.

Selain kostum yang didesain unik, Evi mengaku merasa nyaman saat berkomunikasi dengn Bubu saat membicarakan kostum fashion yang cocok untuk anaknya.

Untuk BEC tahun ini, Evi merogoh kocek sebesar Rp 6 juta untuk kostum tema Teluk Pangpang yang digunakan oleh anaknya. Dia mengakui memiliki banyak baju karnaval yang dia simpan di rumahnya. Biasanya baju-baju tersebut akan Evi sewakan saat karnaval Agustusan.

Baca juga: Topang Pariwisata Banyuwangi, Pemerintah Gelontor KUR Rp 279 Miliar

“Untuk baju baru seperti ini, biasanya saya sewakan antara Rp 500.000 sampai Rp 1 juta. Tergantung sih dengan kondisi bajunya apakah masih baru atau tidak,” jelasnya.

Hal senada juga dikatakan Bubu, kostum-kostum karnaval miliknya juga sering ia sewakan. Untuk harga akan disesuaikan dengan lokasinya.

“Yang disewakan hanya kostum. Make up tidak. Tapi saya akan ikut ngawal kostumnya. Dan bantu untuk memasangkannyam karena memang detailnya rumit,” jelasnya.

Dengan menyewakan kostum miliknya, Bubu mengaku bisa menutup biaya pembuatan kostumnya.

 

Spektakuler

Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di BEC 2019dok Pemkab Banyuwangi Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di BEC 2019
Pagelaran Banyuwangi Ethno Carnival "The Kingdom of Blambangan” berlangsung spektakuler. Sebanyak 120 kostum megah yang terinspirasi kejayaan Kerajaan Blambangan, cikal bakal Kabupaten Banyuwangi tampil memukau ribuan penonton.

Para talent menggunakan kostum BEC dengan 10 sub tema tematik yang merefleksikan kehidupan Kerajaan Blambangan. Antara lain sub tema Kapal Jung Blambangan, Kedhaton, Raja, Puteri, Pelabuhan Loh Pampang hingga Pura Agung Blambangan.

Semua kostum tema tersebut tampil begitu atraktif dengan warna-warni yang menarik dan menyusuri jalanan kota sepanjang 2,5 km.

Baca juga: Tangkuban Parahu Meletus, Taman Wisata Alam Akhirnya Ditutup

"Even BEC ini telah menjadi Top 10 Calendar of national event. Kian tahun penyelenggaraannya makin menarik," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya saat membukan pagelaran tersebut.

Menurut Menpar, salah satu alasan BEC masuk dalam Top 10 Calendar of National Event karena mengangkat budaya lokal, sehingga otentik dan memiliki keunikan sendiri.

"Sangat kuat dengan kekhasan lokalnya, dan ini menjadi menarik. Saya sangat bangga dengan Banyuwangi," ujar Menpar.

BEC 2019 juga dimeriahkan dengan parade talent kehormatan yang dibawakan antara lain oleh Putri Pariwisata Indonesia 2018 dan Miss Tourism and Culture Indonesia Tahun 2019. Puluhan wisatawan asing berbusana etnik juga ikut terlibat meramaikan acara tersebut.

Sebanyak 120 kostum megah yang terinspirasi kejayaan Kerajaan Blambangan, cikal bakal Kabupaten Banyuwangi tampil memukau penonton saat BEC 2019dok Pemkab Banyuwangi Sebanyak 120 kostum megah yang terinspirasi kejayaan Kerajaan Blambangan, cikal bakal Kabupaten Banyuwangi tampil memukau penonton saat BEC 2019

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah menggelar BEC selama sembilan kali sejak tahun 2011.

Ia mengatakan setiap tahun ada peningkatan antara lain cultural and creative value yakniterkait nilai-nilai senin budaya dan kreativitas anak-anak muda di Banyuwangi.

Selan itu, BEC juga sebagai sarana untuk memperkenalkan budaya lokal ke publik global.

“Contohnya tahun ini dengan tema The Kingdom of Blambangan. Ini mejadi sarana anak-anak muda Banyuwangi untuk memahami akar historis daerahnya, mempelajarinya dgn cara yg fun yakni dengan parade fashion,” jelasnya.

Baca juga: Wisuda Poltek Medan, Menpar Minta Lulusan Jadikan Danau Toba Mendunia

Selain itu, BEC juga dijadikan communication value atau bagian dari promosi daerah serta commercial value, yakni untuk sarana menggerakkan ekonomi warga seperti penjual kuliner, jasa transportasi, PKL, dan penginapan.

“Terima kasih utk anak-anak muda Banyuwangi yang telah giat berlatih seni budaya, mengasah kreativitas, membangun kebersamaan. Terima kasih utk para seniman dan budayawan,” pungkas Anas.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com